KORANJURI.COM – Open House yang dirangkai dengan peringatan Natal bersama di Posko YYDiaz menghadirkan banyak keragaman. Bukan hanya dihadiri oleh kalangan umat kristiani saja, namun perwakilan dari kelompok agama maupun latarbelakang, ikut menyemarakkan acara tersebut.
Banyak pengharapan yang dipanjatkan pada peringatan Natal yang dirangkai dengan doa tutup tahun itu. Diantaranya, hadirnya perwakilan umat muslim, tokoh politik, tokoh masyarakat, termasuk warga asing, yang melebur dalam satu rasa dan empati atas apa yang terjadi di tanah air selama tahun 2018.
7 lilin menjadi sebuah simbol harapan yang disampaikan dalam bentuk doa untuk bangsa dan negara Indonesia. Lilin-lilin itu dinyalakan bersama lantunan lagu ‘Malam Kudus’.
“Seperti kita tahu, Indonesia kaya akan keberagaman, ini yang membuat kita seharusnya memahami, perbedaaan haruslah menyatukan, bukan justru memisahkan,” ungkap Yoseph Yulius Diaz atau akrab disapa Yusdi, Kamis (27/12/2018).
Yusdi mengungkapkan, banyak pesan Natal yang ditangkap dalam perayaan tahun 2018 ini di Bali. Salah satunya, menurut Yusdi, rasa toleransi antara pemeluk agama Hindu yang juga merayakan Galungan pada 26 Desember 2018.
Kebersamaan itu, dikatakan Yusdi, dapat dijadikan bahan refleksi untuk menuju kehidupan yang lebih baik di tahun 2019. Namun menurutnya, secara nasional ada pesan Natal yang disampaikan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) yakni ‘Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita’.
Pesan Natal itu memberikan penekanan pada Hak Asasi Manusia (HAM). Sebagai manusia, kita diajak menyadari panggilan sebagai pribadi berhikmat yang dipilih untuk melayani bukan dilayani.
Perilaku pemimpin yang koruptif telah merusak kesadaran moral masyarakat seolah-olah jalan pintas yang tidak pantas itu adalah cara cepat mencapai keberhasilan. Tindakan koruptif sering berhubungan dengan pelanggaran HAM. Untuk itu kita membutuhkan pemimpin dan wakil rakyat yang penuh Hikmat. Hal itu sejalan dengan sila keempat Pancasila ‘Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan’. (Way)