KORANJURI.COM – Pelabuhan Benoa Bali dirancang terintegrasi sebagai jalur Niaga maupun pariwisata. Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, Pelabuhan Benoa saat ini tengah ditata sebagai fasilitas publik untuk berbagai kebutuhan.
“Pelabuhan Benoa sedang kita canangkan, bersama menteri BUMN, dengan desain yang terintegrasi seluruhnya. Harus aman, nyaman sebagai fasilitas publik,” kata Koster di
Benoa Cruise Terminal, Area Pelabuhan Benoa, Denpasar, Jumat, 28 Februari 2020.
Selama ini, manajemen transportasi Bali bersifat parsial yang didominasi jalur darat. Jalur logistik menjadi tidak efisien. Beban armada berat yang melewati jalur niaga Jawa-Bali, berdampak pada cepatnya kerusakan jalan.
Ketidaktertiban berkendara seringkali menyebabkan kecelakaan. “Maka, inovasi kebijakan untuk mengoptimalkan peran pelabuhan Benoa jadi pilihan sangat tepat untuk transportasi laut,” ujarnya.
“Desain Pelabuhan yang ada sekarang, menjadikan Benoa pelabuhan berkelas dunia. Ini bagian dari upaya membangun infrastruktur darat, laut dan udara,” tambah Koster.
Gubernur Bali Wayan Koster menghadiri penandatangan Nota Kesepakatan Pemberian Insentif Jasa Pelabuhan Produk Ekspor Dari Bali, untuk Peningkatan Aktivitas dan Efesiensi Logistik Angkutan Laut, di Benoa Cruise Terminal, Area Pelabuhan Benoa, Denpasar, Jumat (28/2/2020).
Direktur Operasi dan Komersial PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Putut Sri Muljanto mengatakan, insentif yang diberikan membuat biaya angkut berkurang hingga 30 persen.
Dengan demikian, penggunaan jasa angkutan laut seperti peti kemas diharapkan mengalami peningkatan. Angkutan jalur darat juga berkurang.
“Angkutan melalui laut selama ini kita lihat belum banyak minat, mengingat harganya belum kompetitif,” kata Putut.
“Diharapkan pula, kolaborasi ini akan menunjang lagi laju ekspor barang dari Bali menuju pasar luar negeri,” tambahnya demikian. (*)