Jaksa Agung Punya Alasan Sendiri, Mengapa Pilih Bali Jadi Lokasi Rakernas Kejaksaan

oleh
Jaksa Agung HM. Prasetyo usai menggelar konferensi pers Rakernas Kejaksaan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Selasa, 26 November 2018 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kejaksaan tahun ini diadakan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, dari 27-30 November 2018. Jaksa Agung HM. Prasetyo mengatakan, pemilihan tempat di Bali bukan tanpa alasan.

Pemilihan tempat Rakernas di pulau Bali, dikatakan Prasetyo, akan meningkatkan intensitas dan semangat para jaksa dalam merumuskan rekomendasi untuk kinerja kedepan.

“Diharapkan apa yang dirumuskan ini nanti tidak keliru. Mengingat filosofi pulau dewata, bermakna tidak pernah salah,” kata Jaksa Agung Prasetyo saat menggelar keterangan pers di Ballroom Inna Grand Bali Beach, Sanur, Selasa, 27 November 2018.

Selain itu, secara geografis Pulau Bali terletak di tengah-tengah. Prasetyo menambahkan, Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur merupakan aset negara yang dikelola BUMN. Termasuk, hotel yang menjadi bangunan tertinggi di Bali itu, punya nilai historis saat Jepang menduduki Indonesia.

“Betapa perlunya kita menyelaraskan diri dengan perubahan tantangan dalam kehidupan politik dan hukum,” ujar Prasetyo.

Rakernas Kejaksaan itu diikuti oleh jajaran kerja Kejaksaan Indonesia yang akan membahas sejumlah program kerja maupun presentasi dari Kejaksaan di daerah. Selain itu, juga akan memilih Ketua Umum yang baru.

“Ini bersamaan dengan rakernas ibu-ibu, para istri jaksa. Harapannya, mereka dapat melaporkan rekomendasi dalam mendukung kerja para jaksa sehari-hari,” jelasnya.

Tugas Kejaksaan kedepan, menurut Prasetyo semakin banyak tantangan yang dihadapi. Terutama dalam perkembangan teknologi informasi yang harus dikuasai oleh para Jaksa.

“Kami akan dan sedang berusaha bagaimana kejaksaan mendapatkan hati dan kepercayaan di masyarakat,” ungkapnya.

Dalam keterangan pers itu, HM Prastyo juga menyinggung soal kebijakan promosi dan mutasi yang tidak lagi sepenuhnya akan mengacu budaya urut kacang atau yang senior didahulukan. Namun pihaknya menegaskan, jaksa yang masih muda tapi punya prestasi tinggi akan didorong untuk mendapatkan promosi. (Way)

KORANJURI.com di Google News