ITB STIKOM Bali Tawarkan Program Kerja Sambil Kuliah di Jepang dan Inggris, Berminat?

oleh
Petrus Rusni Salawani (kaos putih) dan Raesha Putra Mulia Nusa (berjaket) berfoto bersama Sagung Putu Mona Monita Sari di Narita International Airport - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – ITB STIKOM Bali kembali mengirim mahasiswanya dalam program magang dan kerja di Jepang dan Inggris.

Ada 7 mahasiswa yang diberangkatkan kali ini masing-masing, 2 mahasiswa kuliah di Accola Japanese Academy di Maebashi, Jepang. Dalam program ke Jepang ini, mereka kuliah sambil bekerja secara part time.

Kemudian, 5 mahasiswa dikirim ke Inggris untuk kerja menggunakan visa kerja terbatas atau temporary visa.

Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan mengatakan, program kuliah langsung di Accola Japanese Academy dan bekerja di Inggris menjadi terobosan ITB STIKOM Bali.

Tujuannya, mendorong mahasiswa memiliki pengamalan internasional. Mengingat, kata Dadang, hal itu sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbud RI.

“Bekerjalah sesuai job yang diberikan dan lakukan secara disiplin dengan loyalitas. Itu akan menambah performa anda di mata perusahaan. Bagi yang sedang kuliah ada dispensasi,” kata Dadang Hermawan, Kamis, 7 Juli 2022.

Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti yang menaungi ITB STIKOM Bali Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa,M.Si, Ak menambahkan, mahasiswa ITB STIKOM Bali siap mengasah diri di luar negeri.

“Bekerjalah dengan dispilin. Harga diri sesorang dinilai dari cara menghargai waktu. Anda bukan memberi contoh tetapi anda harus menjadi teladan bagai orang lain,” pesan Dharmadiaksa.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ida Bagus Suradarma, SE, M.Si berbagi pengalaman ketika sepekan tinggal di Berlin, Jerman.

Ia mengisahkan, akan terjadi transisi untuk melakukan adaptasi diri. Ida Bagus Suradarma menambahkan, minggu pertama penyesuaian menjadi masa-masa terberat. Tapi menurutnya, itu adalah hal biasa.

“Kita mengalami shock culture dan perbedaan cuaca yang sangat ekstrim. Apalagi di Inggris bisa di bawah nol derajat, kalian harus berusaha untuk mengurus diri sendiri. Mengenai perbedaan waktu, kalau Jepang hanya selisih 1 jam, tapi kalau Inggris beda 7 jam,” cerita IB Suradarma.

Sementara, 2 mahasiswa yang dikirim ke Accola Japanese Academy Jepang masing-masing, Raesha Putra Mulia Nusan dari ProdiBisnis Digital dan Petrus Rusni Salawani dari Prodi Sistem Informasi.

Sedangkan 5 mahasiswa ke Inggris antara lain, Dionisius Dua Blolong, Krisna Hastina Putra, I Putu Gede Krisna Yoga, Kadek Ari Setia Utama Putra, Ricky Dimas Maulana. Semuanya dari Program Studi Bisnis Digital.

Direktur LPK Darma yang juga satu induk dibawah naungan yayasan ITB STIKOM Bali Drs. Dede Heryadi mengatakan, dua mahasiswa tujuan Jepang berangkat Rabu (6/7/2022) malam dan tiba di Narita Jepang pada Kamis (7/7/2022).

“Sedangkan, untuk 5 mahasiswa ke Inggris terbang pada 24 Juli 2022,” jelas Dede Heryadi.

“Raesha Putra Mulia Nusan dan Petrus Rusni Salawani sudah tiba Narita International Airport sekitar pukul 15:00 waktu Jepang dan jemput langsung oleh Sagung Putu Mona Monita Sari, admin Accola Japanese Academy, Maebashi,” tambahnya. (Way)

KORANJURI.com di Google News