KORANJURI.COM – Memasuki tahun 2021, PDAM Purworejo memiliki banyak program kerja untuk pengembangan perusahaan. PDAM menargetkan ada penambahan 1.300 pelanggan baru di wilayah Kemiri-Pituruh, untuk tahun 2021.
Hal itu, ditandai dengan pengembangan IKK Kemiri dan Pituruh, yang saat ini sudah ada sekitar 1.000 calon pelanggan, dimana 800 diantaranya sudah terpasang.
“Sehingga target 2020 hingga 2021, 2.300 pelanggan,” jelas Hermawan Wahyu Utomo, ST, MSi, Direktur PDAM Purworejo, Selasa (05/01/2021).
Juga ada pengembangan IKK Bener, dengan penambahan debit air kurang lebih 10 liter meter/ detik. Caranya, dengan melakukan redrilling sumur dalam. Penambahan debit juga dilakukan pada daerah Tawangrejo, 8-10 liter/detik, untuk suplay wilayah Purworejo bagian Kalinongko, Baledono, dan Ahmad Yani.
PDAM Purworejo juga akan melanjutkan lagi program IKK Bagelen, yang saat ini sedang dalam proses perijinan (UKL-UPL, studi kelayakan, analisis dari sambungan rumah pelanggan). Perbaikan-perbaikan perpipaan juga dilakukan untuk memperbaiki sistem distribusi jaringan.
“Jadi, pipa-pipa jaman Belanda yang ke arah barat mulai diganti, antara Purworejo-Kutoarjo. Dilakukan secara bertahap,” kata Hermawan.
Dalam pembacaan meter pelanggan, akan dilakukan dengan mengembangkan Smart Cater. Pembacaan online dari baca meter, dengan kamera, yang langsung masuk sistem. Pembacaan meter tidak lagi dilakukan secara manual, untuk menghindari human eror, dan lebih akurat.
Akan dilakukan penggantian meteran sekitar 11-12 persen dari seluruh pelanggan. Meteran yang usianya sudah lima tahun ke atas diganti. Juga pengunaan GIS (Geographic Information System), dimana semua jaringan nantinya sudah digitalisasi, sehingga pengembangan sama exiting-nya jelas progresnya.
“Untuk mendeteksi kebocoran, ada pembuatan DMA (District Meter Area). Pelanggan dibagi dalam blok-blok wilayah. Aliran masuk berapa, dipakai pelanggan berapa, sehingga jika terjadi kebocoran akan mudah terdeteksi. Patroli rutin juga dilakukan tim pencari kebocoran setiap malam Sabtu,” ungkap Hermawan.
Karena Purworejo daerah elevasinya banyak yang flat, terang Hermawan, ada pencucian/pembilasan pipa (wash up), supaya tidak ada pengendapan yang mengakibatkan air keruh saat terjadi tekanan tinggi pada pipa.
Perbaikan instalasi juga dilakukan pada pengolahan Boro satu dan Boro dua. Perlu reservoar untuk bisa lebih banyak menampung dan menyalurkan air di sebelah timur Kali Bogowonto, karena disitu masih ada kemampuan debit. Sehingga bisa untuk menambah pelanggan lagi di timur Kali Bogowonto. Daerah Cangkrep, Brenggong, Piji, dan Tambak akan tercover.
“Ada rencana Drilling di Tuksongo, Sibak. Titik sudah ada. Kedepannya lagi, dengan adanya BOB (Badan Otorita Borobudur) akan merambah ke Loano, dengan melakukan survey, mencari titik-titik yang bisa dijadikan pengolahan air. Minimal perlu 10 liter perdetik, untuk 1000 sambungan,” kata Hermawan.
Untuk target PAD di tahun 2021, PDAM Purworejo menargetkan Rp 1,9 milyar. Ada peningkatan target dibanding 2020 yang Rp1,6 milyar, dan tercapai Rp 1,75 milyar.
Menurut Hermawan, pihaknya tak bisa membuat target terlalu berlebihan, karena untuk instalasi PDAM perlu banyak untuk penyegaran atau maintenance. Untuk menunjang itu, sangat perlu adanya Fresh Money, untuk penyertaan modal dari pemerintah.
“Pemda harusnya wajib melaksanakan amanat dari perda. Dari total modal dasar Rp 50 milyar, baru masuk Rp 15,1 milyar, sehingga kurang Rp 34,9 milyar, dan selesai 2023. Harapan kita, bisa dicicil penyertaan modalnya,” pungkas Hermawan. (Jon)