Imigrasi Ungkap Open BO 2 Perempuan Uganda dan 1 Rusia Bertarif Rp6 Juta/Jam

oleh
Tiga WNA perempuan masing-masing dua berkewarganegaraan Uganda dan satu orang asal Rusia diamankan Imigrasi Denpasar dalam kasus prostitusi - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Tiga perempuan WNA masing-masing 2 warga negara Uganda dan seorang bule asal Rusia terbukti menawarkan jasa prostitusi di Bali.

Dua WNA Uganda masing-masing berinisial RKN dan FN yang diamankan dari sebuah hotel yang ada di Denpasar serta perempuan asal Rusia berinisial IT. Ketiganya rata-rata berusia antara 25-30 tahun.

BACA JUGA
WNA Uganda Pelaku Esek-Esek di Bali Menyebut Dirinya Ebony Asal Afrika Bertarif per Jam

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Denpasar Ridha Sah Putra mengatakan, ketiga WNA itu membuka pesanan melalui aplikasi WhatsApp dengan nomer luar negeri.

“Aplikasi WhatsApp untuk bertransaksi menggunakan nomer luar. Petugas harus mendapatkan nomernya dulu baru kita lakukan penyamaran untuk pemesanan,” kata Ridha di Denpasar, Selasa, 27 Agustus 2024.

Menurut Ridha, pihaknya masih mengembangkan terkait kemungkinan ada sindikat perdagangan orang. Namun, informasi yang saat ini dikantongi oleh tim Inteldakim, perempuan WNA itu menerima bayaran langsung dari para pelanggannya.

“Diketahui pekerja seksual komersial ini memiliki tarif 400 dolar per jam,” kata Ridha.

Jika dikonversikan ke mata uang rupiah dengan nilai tukar Rp15.000 per dolar, tarif open BO para WNA itu setara dengan Rp6.000.000/jam.

Dalam pesan WhatsApp yang dijadikan barang bukti Imigrasi, ada percakapan antara calon pelanggan dan si perempuan asing. Salah satu perempuan Uganda menawarkan dua jenis layanan dengan tarif berbeda.

Untuk layanan booking di tempat tarifnya sebesar 200 euro atau 221 dolar. Untuk booking keluar tarifnya 250 euro atau 227 dolar.

Sedangkan untuk perempuan Rusia aplikasi WhatsApp yang digunakan menggunakan kode telepon +380. Disitu juga terdapat percakapan jika harga 400 dolar sudah termasuk ongkos taksi untuk pelanggannya.

Ridha mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi prostitusi WNA itu melalui penelusuran di media sosial. Sejumlah bukti didapat termasuk nomer telepon yang digunakan.

“Mereka tidak saling mengebal. Untuk WNA Uganda baru saling mengenal di Bali. Kami melakukan pengecekan di database, WNA asal Uganda baru pertama ke Bali dan Rusia juga baru pertama di Bali,” jelas Ridha Sah Putra. (Way)

KORANJURI.com di Google News