IKIP PGRI Bali Hadir di Tengah Masyarakat Menjelang Ujian Nasional

oleh
Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum bersama Dr. Suroso, MS dari Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya. IKIP PGRI menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Masyarakat tentang Coaching Mengatasi Kecemasan Menghadapi UNAS SMA/SMK se-Bali, Sabtu, 18 Februari 2017 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – IKIP PGRI Bali menggandeng Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG) Surabaya menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat tentang Coaching Mengatasi Kecemasan Menghadapi UNAS SMA/SMK se-Bali, Sabtu, 18 Februari 2017.

Beban psikologis yang kerap melanda siswa menjelang pelaksanaan Ujian Nasional, dikatakan Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum, perlu diatasi dengan pendekatan khusus. Pada coaching itu, peserta yang hadir diajak relaksasi dengan permainan dan bernyanyi.

“Sehingga ini akan membuat siswa lebih relaks. Pendekatan psikologi sangat membantu siswa sebelum benar-benar mengikuti UN,” jelas Made Suarta.

Kehadiran IKIP PGRI Bali dalam membantu masyarakat, diharapkan Rektor, dapat dimanfaatkan. Dengan demikian, peran akademisi dalam pengembangan diri dapat dirasakan oleh kalangan masyarakat.

Namun pada coaching tahun ini, jumlah peserta menurun drastis dibanding tahun sebelumnya. Made Suarta mengungkapkan, Pengabdian Masyarakat merupakan kegiatan sosial yang menjadi bagian dari pengembangan kampus.

“Program ini bersentuhan langsung dengan masyarakat dan kami sebagai lembaga pendidikan harus melaksanakan itu sesuai perintah Undang-undang. Kami harapkan tahun mendatang lebih banyak lagi peserta yag hadir,” ujarnya.

Pengabdian masyarakat menjadi tuntutan kepekaan bagi kalangan akademisi di lingkungan pendidikan tinggi. Kegiatan seperti itu, juga dilakukan kampus IKIP PGRI Bali pada 15 Februari 2017, ketika musibah longsor di Songan, Kintamani, Kabupaten Bangli beberapa waktu lalu.

Rektor Suarta mengatakan, pihaknya melibatkan diri dalam pendampingan mengatasi rasa trauma untuk siswa yang tertimpa musibah. Suarta mengatakan, dengan mengajak siswa bermain, bernyanyi maupun konseling diyakini membuat beban mental siswa berkurang.

Sementara, Dr. Suroso, MS dari UNTAG Surabaya mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi yang terkait perilaku siswa usai kegiatan.

“Menurut kami, mereka tadi terlihat gembira mengikuti kegiatan. Ini sangat positif karena apa yang kita berikan bermanfaat untuk para siswa,” kata Suroso.

KORANJURI.com di Google News