KORANJURI.COM – Pesan terakhir yang ditulis Winarsih (38) sebelum mengakhiri hidup bersama 2 anaknya ditemukan dalam secarik kertas.
Isi pesan itu, ‘nek aku mati aku pengen dikubur karo keluargaku ditumpuk nak ora tak dendeni’ (kalau saya meninggal saya mau dikubur sama keluarga saya, dijadikan satu liang lahat, kalau tidak saya menghantui).
Winarsih diduga nekad mengakhiri hidup bersama dua anaknya berinisial ZIM (laki-laki, 10/kritis) dan KS (perempuan, 7). Peristiwa itu terjadi pada Kamis 12 Desember 2019, sekitar pukul 06.30 WIB.
Kapolsek Purwantoro Iptu Aris Joko Narimo mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Christian Tobing menjelaskan, TKP berada di Dusun Bendo, RT 03, RW 06, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri.
“Anak berinisial ZIM selamat dan merangkak ke tempat neneknta yang rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian,” jelas Aris, Kamis, 12 Desember 2019.
ZIM merangkak ke rumah neneknya melalui pintu belakang sambil terbata-bata menahan sakit dan meminta tolong. Oleh warga, ZIM dilarikan ke RSU Muhammadiyah Ponorogo.
“Setelah dicek di rumah korban, ibu dan anak yang nomor dua dalam kondisi sekarat,” jelas Aris.
Diduga, korban mengakhiri hidup dengan cara meminum minuman yang telah dicampur pestisida. Hal itu dikuatkan dengan keterangan awal diagnosa dari pihak dokter RSU Muhammadiyah Ponorogo, Kapolsek, KSPKT I, Kanit Reskrim dan anggota Rekrim.
“Petugas polisi mendatangi TKP didampingi Kepala Puskesmas I Purwantoro dr. Warseno dan Mantri Puskesmas bapak Budi,” jelas Iptu Aris Joko Narimo. (*JK//Way)