HIV/AIDS di Kota Denpasar Menyentuh Angka 15 Ribu Kasus



KORANJURI.COM – Angka penularan HIV/AIDS di Kota Denpasar hampir menyentuh angka 15 ribu kasus di tahun 2023. Jumlah itu meningkat dibandingkan tiga tahun sebelumnya di angka 11.876 kasus.
Dari jumlah kasus yang terjadi, Technical Officer (TO) Indonesia Aids Coalition (IAC) Made Suparta menyebutkan, penularan terbanyak terjadi melalui hubungan seksual tidak sehat.
Kontak seksual itu berasal dari kasus heteroseksual, homoseksual dan hubungan transpuan. Sedangkan pecandu narkoba menempati urutan ketiga dalam kasus penularan HIV/AIDS di Denpasar.
“Penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik sekarang nyaris terkendali,” kata Made Suparta, Sabtu, 24 Juni 2023.
BACA JUGA:
Denpasar Tertinggi Angka HIV/AIDS di Bali
Sedangkan, data kasus HIV/AIDS di Kota Denpasar itu tidak sepenuhnya berasal dari warga ber-KTP Denpasar. Mengingat, ada juga warga dari luar mengakses layanan kesehatan yang ada di Kota Denpasar.
“Tapi mayoritas warga Denpasar, sedangkan yang lainnya sebagai tambahan saja, itu yang tercatat di Dinas Kesehatan dan KPA Denpasar,” kata Suparta.
Hal mendasar sebagai pencegahan infeksi menular seksual itu yakni, dengan menjaga perilaku dan gaya hidup.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar Tri Indarti mengingatkan, yang paling utama adalah setia dengan tidak melakukan hubungan seks di luar pasangan sah di luar nikah.
“Kondisi itu disebut abstinence. Jika itu memang tidak bisa dilakukan maka pilihannya adalah menggunakan pelindung kondom,” kata Tri Indarti.
BACA JUGA:
Penanganan HIV/AIDS Di Atas Target Nasional, Pemprov Bali Raih Penghargaan Terbaik
Penggunaan jarum suntik oleh para pemakai narkoba juga jadi gaya hidup yang rentan menularkan HIV/AIDS.
“No drugs, jangan menggunakan narkoba apapun itu. Upaya selanjutnya melalui edukasi secara masif kepada masyarakat,” jelas Tri.
Menurut Tri, edukasi dilakukan agar masyarakat mendapat informasi secara utuh untuk mencapai getting three zero di tahun 2030 yakni, zero infeksi baru, zero kematian dan zero stigma.
“Intinya jangan melakukan seks berisiko,” ujarnya. (Way)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS