KORANJURI.COM – Kabupaten Jembrana dan Karangasem, Bali berada di tingkat kepesertaan BPJS Kesehatan yang paling rendah. Triwidhi Hastuti Puspitasari selaku asisten deputi bidang monitoring dan evaluasi BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Bali, NTB, NTT menjelaskan, dua wilayah itu akan terus mendapatkan sosisalisasi program jaminan kesehatan BPJS.
“Masyarakat terutama yang berpenghasilan tetap (karyawan) prosentasenya berbeda dengan wilayah lain. Itu yang mempengaruhi,” jelas Triwidhi Hastuti Puspitasari, Selasa, 21 November 2017.
Di Kabupaten Jembrana, jelas Triwidhi, jumlah peserta BPJS Kesehatan sebanyak 43 persen. Sedangkan di Kabupaten Timur Bali, Karangasem, jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan mencapai 51 persen.
Ia menyebutkan, pihaknya menerima iuran peserta sampai dengan bulan Oktober 2017 senilai Rp 776 milyar dengan realisasi hingga bulan Oktober 2017 mencapai Rp 1,57 trilyun.
Penerapan pelayanan BPJS mengacu pada tarif yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Triwidhi menyebutkan, formulasi tarif disesuaikan dengan kelas-kelas di Rumah Sakit. Sehingga tingkat layanan antara Rumah Sakit Swasta dan Pemerintah bisa berbeda sesuai kelas yang dipilih peserta.
“Pendaftaran sesuai dengan generalisasi data di KTP,” ujar Triwidhi Hastuti Puspitasari.
BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Bali, NTB, NTT menggelar media gathering bersama seluruh wartawan media cetak, elektronik dan online di Rumah Luwih Gianyar, Bali.
Deputi Direksi BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Bali, NTB, NTT, Army Adrian Lubis dalam sambutannya mengatakan, media gathering yang dilaksanakan untuk menjalin keakraban dengan jurnalis yang ada di Bali.
“Kami menyadari tanpa media program-program yang kami jalankan tidak akan sampai di masyarakat. Sekarang inilah waktunya kita berkumpul dan saling mengenal,” ujar Army Adrian Lubis. (Way)