KORANJURI.COM – Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara meletus pada Rabu, 3 September 2018 pukul 08.47 Wita. Tinggi kolom abu seperti dilaporkan dari pos pengamatan PVMBG, teramati mencapai 4.000 meter di atas puncak kawah atau 5.809 meter di atas permukaan laut.
“Kolom abu dengan tekanan kuat teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut,” jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu, 3 Oktober 2018.
Hujan abu vulkanik diperkirakan jatuh di daerah di Barat Baratlaut Gunung Soputan. Volcano Observatory Notice of Aviation yang dikeluarkan berwarna Orange atau tidak mengganggu penerbangan.
Menurut Sutopo, Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado tetap beroperasi normal. Posisi bandara berada di Tenggara dari Gunung Soputan.
BPBD masih melakukan pemantauan. Belum ada laporan dampak letusan Gunung Soputan namun masker sudah dibagikan ke masyarakat.
Saat ini Gunung Soputan berada pada Status Siaga Level III dengan rekomendasi agar masyarakat tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan.
Termasuk di areal perluasan sektoral ke arah Barat-Baratdaya sejauh 6,5 km dari puncak yang merupakan daerah bukaan kawah. BNPB menyarankan untuk menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas.
Masyarakat di sekitar Gunung Soputan dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
“Masyarakat agar mewaspadai potensi ancaman aliran lahar yang dapat terjadi setelah terjadinya erupsi yaitu dimana material erupsi terbawa oleh air. Terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan, seperti Sungai Ranowangko, Sungai Lawian, Sungai Popang dan Londola Kelewahu,” jelas Sutopo.
‘Ikuti semua rekomendasi PVMBG. Pos pengamatan Gunung Soputan terus memantau aktivitas vulkanik. Masyarakat belum perlu mengungsi karena masih aman. Di dalam radius 4 km tidak ada permukiman. Jadi masih aman,” tambah Sutopo. (*)