Green Skatepark Movement, Destinasi Skateboard Lover di Ubud

oleh
Potong pita acara grand opening Blue Bear Bali yang dimeriahkan dengan kompetisi skateboard - foto: Ari Wulandari/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Blue Bear Bali (BBB) mengangkat potensi skateboarder pemula berusia 6-12 tahun. Nantinya mereka dilatih menjadi atlit potensial. Keinginan BBB itu dituangkan dalam kegiatan promotif bertemakan Green Skatepark Movement.

Destinasi untuk pecinta skateboard itu hadir di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud. Kombinasi sarana olahraga, musik, seni, pendidikan dan kuliner ini bisa didapatkan di Blue Bear. Lokasi ini menjadi tempat yang sempurna untuk mereka yang mencari nuansa alam dan seni tetapi jauh dari kemacetan.

“Skatepark yang ada di Blue Bear Sayan, Ubud ini menjadi yang pertama mempromosikan green skate movement. Gerakan ini merupakan sebuah inisiatif dimana para skater dapat mengakses lapangan hanya dengan membawa 10 sampah plastik untuk ditukarkan menjadi tiket masuk. Waste for skate,” ujar Komang Priyatna Suardi, Direktur Blue Bear Bali disela-sela pembukaan Blue Bear bali, Sabtu (6/10/2018).

Ia menambahkan, pihaknya berusaha mengedukasi anak- anak mengenai kepedulian lingkungan. Salah satunya dengan peduli sampah plastik. Sampah-sampah plastik ini kemudian dibawa ke Yayasan Sayan Hidup, yayasan yang dikelola banjar setempat.

Selain skatepark, Blue Bear juga memiliki Kult, Italian Bar and Kitchen. “Saya bersama partner dari Italia memang sengaja menyajikan kuliner khas Italia di Kult, salah satunya piadina, flatbeard paling populer di Italia,” imbuh Priyatna.

Kult juga menawarkan beragam menu lokal Indonesia yang diolah secara home made dan disajikan dengan menggunakan bahan-bahan segar dan alami untuk menciptakan resep-resep orisinil.

“Kami ingin Blue Bear dan Kult menjadi tempat generasi muda untuk berkarya dan berkreasi demi masa depan yang lebih baik. Kami juga ingin memperkuat konsep pemberdayaan manusia dimana mereka dapat mengasah kemampuan baru tiap hari, melayani sepenuh hati, dan saling mencintai,” ungkap Priyatna.

Priyatna menandaskan, kehadiran Blue Bear Bali tak hanya sebatas mencari profit tetapi ada unsur sosial yang bekerjasama dengan banjar dan desa adat setempat.

“Yang terpenting menjaga kelestarian seni budaya dan lingkungan hijau daerah kami di Sayan Ubud ini,” demikian Priyatna. (ari)

KORANJURI.com di Google News