Festival Tunas Bahasa Ibu Ekspresi Rasa Cinta Bahasa Daerah

oleh
Penyerahan hadiah lomba kepada para juara selama rangkaian program Revitalisasi Bahasa Daerah yang dilaksanakan oleh Balai Besar Bahasa Provinsi Bali di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Rabu, 9 November 2022 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Balai Bahasa Provinsi Bali menggelar acara puncak dari rangkaian Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah (RBD). Kegiatan telah berlangsung sejak Maret hingga November 2022.

RBD ini dilaksanakan untuk tingkat SD dan SMP di 8 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Bali. Jumlah SD di Bali yang mengikuti RBD sebanyak 143 sekolah dengan 168 orang Guru Utama dan 12.870 siswa. Sedangkan, jumlah SMP di Bali sebanyak 65 sekolah dengan 83 orang Guru Utama dan 1.300 siswa.

“Guru utama di masing-masing SD dan SMP yang terdapat di 9 kabupaten/kota tersebut melaksanakan pembelajaran Bahasa Bali yang dikategorikan dalam mata pelajaran muatan lokal,” kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali Herawati, Rabu, 9 November 2022.

Acara puncak yang bertajuk ‘Festival Tunas Bahasa Ibu’ ini, diisi dengan penyerahan hadiah lomba dari para pemenang. Lomba yang diadakan menyasar siswa SD dan SMP se-Provinsi Bali. Pemilihan peserta lomba disesuaikan dengan kegiatan pelatihan Guru Master yang dilaksanakan sebelumnya.

Keterangan pers pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Bali - foto: Koranjuri.com
Keterangan pers pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Bali – foto: Koranjuri.com

Herawati menambahkan, program dari Balai Bahasa Provinsi Bali melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ini, pada tahun 2021 menyasar tiga Provinsi di Indonesia yakni, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tahun 2022, Program Revitalisasi Bahasa dilaksanakan di 12 Provinsi di Indonesia.

“Ini merupakan program Merdeka Belajar episode ke-17. Kami berharap, Festival Tunas Bahasa Ibu ini terus berkelanjutan. Disini, kita menemukan wadah yang menyenangkan untuk anak-anak untuk mengekspresikan rasa cinta mereka terhadap Bahasa daerah,” jelas Herawati.

Revitalisasi Bahasa Daerah ini, kata Herawati, disampaikan melalui metode menyenangkan. Di Bali, siswa diajak belajar bahasa Bali melalui lomba seperti Ngwacen Aksara Bali di Kertas, lomba Masatua Bali, lomba Nyurat Aksara Bali di Kertas, lomba Gending Rare Bali, lomba Ngwacen Puisi Bali Anyar, maupun lomba Matembang Macepatan.

Herawati berharap, para Guru Master yang sudah dilatih akan memberikan pengimbasan kepada guru-guru lainnya. Dengan demikian, program revitalisasi bahasa daerah akan terus berjalan.

Hal yang sama menurutnya, juga berlaku untuk keberlangsungan Festival Tunas Bahasa Ibu. Menurut Herawati, tahun depan, pihaknya akan mengemas kegiatan menjadi lebih baik lagi dengan sasaran jumlah peserta meningkat.

“Kita tidak bisa berdiri sendiri, ada banyak peran dari pemerintah daerah dan lembaga-lembaga lainnya untuk mensukseskan kegiatan ini,” kata Herawati.

Sementara, Program Revitalisasi Bahasa Daerah dikatakan Herawati, untuk merubah paradigma bahwa guru Bahasa daerah adalah pengajar marjinal. Dalam Program Revitalisasi Bahasa Daerah itu, Balai Bahasa Provinsi Bali ingin membuktikan bahwa guru Bahasa daerah punya peran besar.

“Hasil studi membuktikan, pengajaran menggunakan bahasa daerah memberikan dukungan keberhasilan sistem pendidikan nasional,” jelasnya.

Revitalisasi Bahasa Daerah ini juga bertujuan mengajak generasi penerus dalam melestarikan bahasa Bali sejak dini. (Way/adv)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

KORANJURI.com di Google News