KORANJURI.COM – Teknik biosecurity yang dikembangkan Indonesia diapresiasi oleh badan pangan dunia, FAO. Biosecurity itu mampu mencegah penyakit ikan dan tidak setiap negara memiliki metode itu.
“Saat ini Indonesia telah menerapkan sistem biosekuriti nasional yang ditujukan untuk mengurangi resiko introduksi ataupun penyebaran penyakit ikan,” jelas Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto.
Slamet menambahkan, proyek itu tidak terlepas dari upaya menjawab isu ketahanan pangan. Sekaligus, permintaan masyarakat dunia akan produk perikanan budidaya terus meningkat pesat.
“Diperkirakan penduduk dunia pada tahun 2050 diproyeksikan mencapai 9,7 miliar jiwa,” jelasnya.
“Dengan kerjasama ini, kita berharap pengelolaan kesehatan ikan untuk mendukung sektor akuakultur makin kuat dan berbasis pada teknik atau metodologi yang berstandar internasional,” tambah Slamet.
Penilaian biosecurity yang dikembangkan Indonesia, disampaikan oleh Dr. Melba Reantoso dari FAO dalam acara ‘National Seminar on Aquaculture Biosecurity Governance’ di Kantor Pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta (10/5/2019).
Sebelumnya, Indonesia dan Vietnam dipilih oleh FAO untuk mendapatkan fasilitas pendanaan dari pemerintah Norwegia. Pendanaan meliputi kegiatan pengembangan akuakultur yang berkelanjutan melalui perbaikan sistem dan cara penerapan biosekuriti, penguatan kerangka hukum dan peningkatan kegiatan akuakultur yang berkelanjutan. (*)