KORANJURI.COM – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah memastikan keberlanjutan proses belajar mengajar siswa yang terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki Laki di NTT, terus berlanjut.
Saat ini, Sekretaris Jenderal Suharti Sutar mengatakan, pemerintah menambah 15 tenda untuk ruang kelas darurat dan fasilitas belajar. 1.570 paket perlengkapan belajar, 3.464 buku bacaan non teks, masker dan bantuan dana.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah, mitra organisasi kemanusiaan, dan pihak terkait untuk memberikan dukungan maksimal dan mendukung pemulihan pascabencana,” kata Suharti di Jakarta, Rabu, 13 November 2024.
Erupsi Gunung Lewotobi pada 3 November 2024 lalu menyebabkan gangguan pada 66 satuan pendidikan di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura. 458 guru dan 5.383 siswa terdampak langsung.
17 dari 66 satuan pendidikan dilaporkan mengalami kerusakan gedung sekolah, termasuk sarana pendidikan lainnya. Saat ini pendataan kerusakan sarana dan prasarana satuan pendidikan masih berlangsung.
Lebih lanjut, 11 satuan pendidikan di Kecamatan Titehena digunakan sebagai lokasi pengungsian bagi masyarakat terdampak. Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Flores Timur menyelenggarakan pembelajaran darurat di 8 lokasi pengungsian sejak 9 November 2024.
Sedangkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial mendirikan tiga tenda yang saat ini digunakan untuk kelas darurat.
“Kami berupaya menghadirkan pembelajaran yang aman melalui fasilitas darurat serta dukungan psikososial,” kata Suharti. (*/Way)