Dituding Ikut Menganiaya Warganya, Kades Ngemplak Berikan Klarifikasi

oleh
Nuryanto, Kades Ngemplak, Kecamatan Gebang, Purworejo, Kamis (20/07/2020), saat menyampaikan klarifikasinya - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Menyikapi adanya tudingan yang sempat menjadi pemberitaan di media, bahwa Kades Ngemplak, Gebang, Purworejo, ikut menganiaya salah satu warganya bernama Ario Bayu, Nuryanto selaku Kades Ngemplak beri klarifikasi.

Di hadapan para wartawan, Nuryanto menyampaikan klarifikasinya, di Mapolres Purworejo, saat mendampingi dua warganya yang diperiksa kepolisian, Kamis (30/07/2020).

“Tidak benar, kalau saya ikut melakukannya penganiyaan itu. Juga tidak benar, jika penganiayaan itu sudah direncanakan. Semuanya terjadi secara spontan, dan saya berusaha untuk melerainya,” ungkap Nuryanto.

Dijelaskan oleh Nuryanto, dugaan penganiayaan yang dialami Ario Bayu itu terjadi Rabu (22/07/2020). Pada saat itu dirinya sedang meninjau perbaikan jalan yang letaknya di depan rumah Bayu.

Dalam kesempatan itu, Nuryanto menyempatkan diri mampir ke rumah Bayu dengan mengetuk pintu bukan, menggedor-gedor seperti pengakuan Bayu kepada media.

“Saya hanya menanyakan maksud dan tujuan dia mengirimkan surat-surat yang ditujukan kepada dinas-dinas terkait untuk mengetahui penggunaan dana desa,” ujar Nuryanto.

Sebagai kepala desa Nuryanto merasa tersinggung. Menurutnya, seharusnya Bayu bisa menanyakan hal itu langsung ke desa, bukan ke dinas terkait. Di balai desa juga ada banner yang berisi penjelasannya penggunaan dana desa.

Munculnya adanya tindakan yang dikatakan sebagai penganiayaan itu bermula dari cekcok antara kepala desa dan Bayu, dimana pada saat itu, Bayu sempat menunjuk-nunjuk kepala desa.

Tindakan Bayu tersebut mengundang perhatian massa, yaitu para pekerja yang saat itu sedang mengerjakan pekerjaan jalan yang ada di depan rumah Bayu.

“Mereka datang secara spontan, bukan saya undang,” terang Nuryanto, Kades Ngemplak dua periode ini.

Merasa tak terima jika kepala desanya diperlakukan demikian, ditunjuk-tunjuk dengan tangan dan nada tinggi, salah satu warga memukul Bayu menggunakan alat plester yang digunakan perbaikan jalan.

Setelah itu, keadaan mulai terkendali. Mereka pun duduk bersama untuk berkomunikasi. Tapi tak lama kemudian, terjadi cekcok lagi.

Bayu kembali menunjuk-nunjuk kepala desanya. Kejadian itupun berbuntut pada penendangan yang dilakukan seorang kadus pada Bayu. Kasus dugaan penganiayaan inipun berlanjut ke kepolisian.

“Jadi sekali lagi, tidak benar jika saya ikut melaksanakan penganiayaan. Justru saya berusaha untuk melerainya. Dan tindakan yang dianggap Bayu sebagai penganiayaan itu secara spontan dan tidak direncanakan,” pungkas Nuryanto. (Jon)

KORANJURI.com di Google News