KORANJURI.COM – Kebutuhan pangan dari hasil perikanan sangat urgen dilakukan. Isu terkait ledakan populasi penduduk, ketahanan pangan, peningkatan gizi masyarakat, pergeseran konsumsi dari daging merah ke daging putih maupun isu lingkungan, menurut Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto akan terus berlanjut.
“Saat ini penduduk Indonesia sudah mencapai 265 juta orang, tahun 2030 nanti diperkirakan dapat mencapai hampir 300 juta orang,” jelas Slamet.
Konsumsi ikan perkapita penduduk Indonesia, jelas Slamet, juga terus meningkat dari 43 kg tahun 2017 lalu, akan terus naik menjadi 50 kg pada tahun 2019. Konsekuensinya, kebutuhan bahan pangan pun meningkat termasuk ikan.
“Selera makan penduduk dunia juga kini telah bergeser, mereka lebih menggemari sumber protein dari daging putih seperti ikan ketimbang daging merah,” tambahnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kebutuhan pasokan ikan tidak dapat lagi digantungkan pada hasil tangkapan. Pihaknya mengingatkan, tantangan tersebut sebagai peluang untuk mengembangkan perikanan budidaya.
“Kabupaten Aceh Tenggara memiliki potensi budidaya air tawar yang cukup besar, seperti lahan dan sumber air yang melimpah sepanjang tahun,” ujarnya.
Hanya saja, menurutnya pengembangan budidaya ikan air tawar di Aceh Tenggara harus mulai diikuti dengan penerapan teknologi budidaya yang lebih efisien dan efektif. (Bob)