KORANJURI.COM – 11 tahun perjalanan SMA Negeri 8 Denpasar diwarnai dinamika dalam proses pencapaian eksistensi. Sebagai sekolah bungsu di Kota Denpasar, SMAPAN mampu menunjukkan aktualisasi dan mampu berdiri sejajar dengan sekolah lainnya.
Kepala sekolah setempat, Drs. Ida Bagus Ngurah, M.Si., menyatakan, keberadaan SMA Negeri 8 selama lebih dari satu dasawarsa, tentu bukan hanya dapat dilihat secara kasat mata. Namun juga dirasakan manfaatnya sebagai lembaga pencetak generasi intelektual sesuai nafas pendidikan Indonesia.
“Dari kacamata masyarakat, perjalanan 11 tahun ini dilihat masih baik. Apa yang kami hasilkan juga diterima oleh lembaga pendidikan tinggi negeri maupun lembaga lainnya,” jelas Ida Bagus Ngurah usai membuka upacara peringatan HUT sekolah, Selasa, 8 Agustus 2017.
Peringatan hari jadi SMAPAN Denpasar dilangsungkan secara sederhana, tapi tidak kehilangan makna. Ida Bagus Ngurah menambahkan, perayaan yang dilakukan secara sederhana itu menjadi bagian dari pendidikan untuk siswa.
Jika selama ini, peringatan HUT sekolah selalu digelar dengan konsep selebrasi, kalo ini, hanya dilakukan di halaman sekolah dengan perayaan sederhana.
“Siswa juga harus belajar dengan berbagai situasi. Sehingga mereka nantinya tidak hanya terbiasa di kehidupan serba ada, tapi juga harus mampu menyesuaikan diri di lingkungan terbatas,” jelasnya.
Rangkaian kegiatan HUT Ke-11 SMAPAN Denpasar diawali dengan kegiatan jalan santai pada Sabtu, 4 Agustus 2017. Kemudian dilanjutkan dengan lomba kebersihan kelas yang diikuti siswa.
Ketua Panitia, Ni Made Murniasih menyebutkan, aksi sosial donor darah juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan hari jadi sekolah.
“Kami bekerja sama dengan PMI dalam penyelenggaraan aksi donor darah,” jelas Made Murniasih.
Puncak kegiatan sendiri diisi dengan kegiatan ringan seperti parade gerak jalan, pelepasan balon dan penyerahan piala lomba kebersihan kelas.
Selain itu, siswa yang meraih prestasi diluar sekolah skala regional dan nasional menyerahkan pialanya kepada sekolah. Hal itu, menurut Murniasih, sebagai wujud bakti siswa untuk sekolah.
“Piala dari lomba yang diikuti siswa diserahkan kepada pihak sekolah. Piala-piala itu dari berbagai jenis lomba yang diikuti siswa di tingkat Kota, Provinsi maupun tingkat nasional yang diadakan Kementerian,” ujar Murniasih. (Way)