KORANJURI.COM – Setiap kali berdakwah, Ustadz Muzammil selalu meminta dirinya dikubur hidup-hidup dan dikafani layaknya orang mati. Gaya dakwah yang khas itu menurut Dai asal Bengkulu tersebut sudah dilakukan selama sepuluh tahun.
Ceramah ustadz yang akrab disapa Gus Jamil ini, ditunjukkan saat mengisi pengajian di pengajian rutin malam Rabu Legi, 26 Januari 2016, Roudlotul Jannah, di kampung Senepo, Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah.
Dihadapan ribuan jamaah, tubuh Ustadz Muzammil dibungkus kain kafan, dibawa dengan keranda, lalu dimasukkan liang lahat, selanjutnya diurug dengan tanah. Ada dua kayu sebagai penandanya. Sebuah kabel mikrofon dimasukkan sebagai pengeras suara dan juga untuk alat komunikasi jika terjadi sesuatu.
Gus Jamil melakukan dakwah dalam kubur selama sekitar satu jam sebelum akhirnya kuburan itu dibongkar. Ajaibnya, dalam kondisi minimnya oksigen di dalam tanah sang ustadz diangkat keluar dalam keadaan sehat seperti saat sebelum dimasukkan liang lahat.
“Agar kita selalu ingat mati. Tujuannya, agar kita selalu ingat sama Tuhan, dan bisa meningkatkan rasa keimanan dan taqwa kepada-Nya,” jelas Gus Jamil.
Ia menolak apa yang dilakukannya sekedar untuk mencari sensasi maupun popularitas. Ia meyakinkan dakwah dengan cara dikubur itu dilakukan karena panggilan hati.
“Sudah 10 tahun saya melakukan dakwah kubur ini,” ujarnya kepada Koranjuri.com.
Jon