KORANJURI.COM – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara serentak digelar di seluruh sekolah mulai Senin, 15 Juli 2019. Di SMK PGRI 3 Denpasar, calon siswa yang mengikuti masa pengenalan itu sebanyak 737 orang yang terbagi dalam 2 program yakni, 341 orang di jurusan Perhotelan dan 396 orang jurusan Tata Boga.
Sejak pagi, ratusan calon siswa sekolah kejuruan pariwisata itu, berkumpul di aula sekolah di gedung baru yang saat ini tengah dalam pembangunan. Mereka mengikuti upacara pembukaan dan serangkaian briefing dari panitia dan guru-guru sekolah itu. Selain itu juga ada ikrar anti kekerasan yang dibacakan secara bersamaan.
MPLS tak lagi memberatkan dan menakutkan. Sekolah tidak memberikan beban berlebihan sebagai syarat wajib ikut MPLS. Hanya saja, selama 3 hari kegiatan, 15-17 Juli 2019, calon siswa wajib hadir. Jika absen tanpa alasan jelas, penilaiannya bisa saja gugur dan harus mengikuti kegiatan serupa di tahun berikutnya.
“Kalau tidak hadir tanpa alasan yang jelas, dinyatakan tidak lulus dan harus mengikuti MPLS di tahun mendatang,” jelas Wakasek Kesiswaan SMK PGRI 3 Denpasar, Made Sugiartana, Senin, 15 Juli 2019.
Sugiartana menyebut, sampai pada akhir kegiatan, peserta MPLS disebut sebagai calon siswa. Mereka akan mengikuti kegiatan dan pengenalan lingkungan sekolah maupun lingkungan di luar sekolah.
“Kegiatannya lebih banyak praktek daripada teori, dan MPLS ini menjadi kegiatan wajib calon siswa baru, setelah selesai mengikuti MPLS dan dinyatakan lolos baru disebut siswa. Namun, saat ini mereka sudah menjadi keluarga besar SMK PGRI 3 Denpasar,” jelas Sugiartana.
Sekolah kejuruan pariwisata yang pernah menyabet penghargaan The Most Favourite School ini, dari tahun ke tahun selalu kebanjiran pendaftar. Dikatakan Kepala SMK PGRI 3 Denpasar Nengah Madiadnyana, tahun pelajaran 2019/2020, jumlah pendaftar mencapai 1.400 orang, kemudian yang melakukan daftar ulang 749 orang.
“Sampai pada MPLS ini jumlahnya 737 siswa, karena ada siswa yang pindah ke sekolah lain. Secara pribadi dan kelembagaan, kami tidak mempersoalkan karena itu hak mereka,” jelas Madiadnyana.
Madiadnyana sempat menyinggung mobilitas yang jumlahnya besar terkait perpindahan siswa dari sekolah swasta ke sekolah pemerintah. Namun, pihaknya tidak mempersoalkan eksodus calon siswa baru itu.
“Tahun ini SMK PGRI 3 masih bersemangat. Saya juga meminta kepada siswa baru, ikuti MPLS dengan senang, bergembira dan tanpa beban. Karena tujuan MPLS hanya memperkenalkan lingkungan sekolah,” ujarnya demikian. (Way)