Dari Camp Pengungsi di Bangladesh, Mereka Bertanya Tentang Anak-Anak Indonesia

oleh
Camp Pengungsian warga Rohingya di Camp Pengungsian Balukali, Ukhia, Cox’s Bazar, Bangladesh - foto: Kwarnas Gerakan Pramuka

KORANJURI.COM – Berbagai pertanyaan diajukan anak-anak Rohingya kepada relawan Gerakan Pramuka. Pertanyaan ditujukan kepada Ahmad Fikri dari Andalan Nasional Gerakan Pramuka yang berhasil menjangkau Camp Pengungsian warga Rohingya di Camp Pengungsian Balukali, Ukhia, Cox’s Bazar, Bangladesh.

“Apa kegiatan anak-anak Indonesia?” begitu anak-anak itu bertanya.

Ahmad Fikri kemudian bercerita, mengajak anak-anak itu untuk bertepuk tangan. Sangat kontras jika dibandingkan dengan kondisi anak-anak di Indonesia. Menurut Ahmad Fikri, di Indonesia, anak-anak bisa dengan riang gembira ikut kegiatan Pramuka di luar ruangan, menjelajah, halang rintang, berkemah, napak tilas, pendakian, unggun gembira maupun permainan persahabatan. Namun, anak-anak Rohingya selalu dihantui ketakutan jika bermain di luar ruangan.

“Semoga suatu hari, anak-anak Rohingya dan seluruh anak-anak yang hidup di pengungsian di negara manapun dapat merasakan asik dan serunya kegiatan Pramuka di luar ruangan. Yang mereka butuhkan tak hanya makanan dan tenda, mereka perlu kegiatan-kegiatan rekreatif, edukatif ala Pramuka, ini dapat menghilangkan dendam dan trauma,” ujar Ahmad Fikri dari Bangladesh (18/10/2017).

Zejak 2014, Gerakan Pramuka telah menerjunkan relawannya dalam tragedi kemanusiaan di Myanmar. Berbagai bantuan, baik dari Gerakan Pramuka maupun yang dititipkan kepada Gerakan Pramuka sudah sampai kepada warga Rohingya. Bahkan pada awal September 2017, Eko Sulistio berhasil menembus tiga camp pengungsian yang sulit dijangkau.

“Kita fokus bantuan untuk anak-anak, wanita dan orangtua, terakhir kemarin hampir 400 juta dana yang masuk. Empat hari lalu, Kak Eko juga sudah berangkat ke Bangladesh membawa bantuan,” ujar Adhyaksa Dault, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka di Jakarta. (*)

KORANJURI.com di Google News