Dadang Hermawan Resmi Dilantik Sebagai Rektor ITB STIKOM Bali

    


Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Prof. Dr. I Made Bandem, MA (kanan), Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan (tengah) dan Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si., Ak. (kiri) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – 33 pejabat struktural di lingkungan Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali resmi dilantik pada Selasa, 9 Juli 2019. Sekaligus, dalam acara itu, melantik Dr. Dadang Hermawan sebagai Rektor.

Jabatan Wakil Rektor 1 dipegang oleh Dr. Muhammad Rusli dan Wakil Rektor 2, Ni Luh Putri Srinadi, SE., M.M.Kom. Pejabat lain yang turut dilantik terdiri dari, 3 orang direktur, 2 Kepala Lembaga, 1 Dekan yakni Fakultas Tekonologi, 13 Kepala Bagian, 5 Kepala Pusat, 5 Kepala Prodi dan 1 Kepala Perpustakaan.

Seluruh jajaran pengurus struktural ITB STIKOM Bali itu akan bekerja untuk periode 2019-2023.

Rektor ITB STIKOM Bali, Dadang Hermawan menjelaskan, memasuki era digital RI/RT 4.0, lembaga pendidikan yang berbasis teknologi seperti ITB STIKOM ikut mempersiapkan perubahan itu dengan sejumlah pembaharuan. Sehingga, kebutuhan ilmu dan teori pendidikan IT akan terus menyesuaikan perubahan yang ada.

“Dengan perubahan status sekolah tinggi menjadi institut, salah satunya untuk mengantisipasi dinamika di masyarakat. Kami memberikan peluang lebih besar lagi untuk program studi berbasis IT,” jelas Dadang usai dilantik menjadi Rektor ITB STIKOM Bali, Selasa, 9 Juli 2019.

Menurut Dadang, ITB STIKOM Bali masih mempertahankan empat prodi sebelumnya yakni, Sistem Informasi S1, Sistem Komputer S1, Teknologi Informasi S1 dan Manajemen Informatika D3.

“Prodi sebelumnya dibawah Fakultas Teknologi Informasi atau Fakultas Ilmu Komputer. Kedepan, kita akan membuka prodi baru dibawah Fakultas Bisnis. Jadi kami akan membuka prodi Digital Bisnis, Digital Perpajakan, dan lainnya yang berbasis IT,” terang Dadang Hermawan.

Dengan transformasi lembaga dari STIMIK menjadi Institut, Dadang Hermawan mengatakan, ITB STIKOM Bali memiliki peluang go internasional. Dikatakannya, dunia luar tidak mengenal Sekolah Tinggi, namun label pendidikan di luar negeri yakni tingkat Universitas, Politeknik dan Institut.

“Dengan menjadi institut ini maka wawasan kita dapat lebih luas lagi, jadi diharapkan bukan hanya dikenal di Bali, atau nasional saja, tapi juga di internasional,” ujarnya demikian.

Sementara, Pembina Yayasan Widya Dharma Santi Prof Dr. I Made Bandem, MA., menambahkan, dengan 2 Fakultas yang dimiliki oleh ITB STIKOM Bali, akan ada pemerataan belajar kepada masyarakat.

“Bukan hanya teknologi komputer saja, tapi nantinya masyarakat juga bisa belajar bisnis maupun seni yang tetap berbasis pada digital,” jelas Made Bandem. (Way)