KORANJURI.COM – Asal tahu caranya, menanam sayuran hidroponik pun bisa dilakukan dengan biaya murah. Bahkan, hanya dengan memanfaatkan barang-barang bekas pakai.
Cara yang paling sederhana adalah dengan menggunakan wick system atau sistem sumbu dengan menggunakan bak penampung air.
Pada intinya, kata I Wayan Gede Gunartha Wijaya, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Udayana, cara tanam ini membutuhkan sumbu yang menghubungkan larutan nutrisi pada bak penampungan media tanam.
“Masa tanam hingga panen butuh waktu kira-kira 35 hari. Bahkan ada yang 28 hari untuk jenis tanaman Hidroponik tertentu, seperti kangkung,” kata Wayan Gede Gunartha di Denpasar, Rabu, 25 November 2020.
Media tanam yang dibutuhkan diantaranya, rockwool, kain flanel kecil yang berfungsi sebagai sumbu dan pot atau bisa juga digantikan dengan gelas plastik bekas air kemasan.
Gunartha menjelaskan, satu bak air membutuhkan sedikitnya 2 liter air atau lebih. Air tersebut dicampur dengan nutrisi tanaman yang mudah didapatkan di toko online maupun offline.
Yang perlu diperhatikan, kata Gunartha, antara pot tanam dan air harus ada ruang untuk pergantian oksigen.
“Jadi bagian bawah potnya tidak boleh tercelup di air. Cukup sumbu yang masuk ke air sebagai pengantar nutrisi ke akar tanaman,” jelasnya.
Selama masa tanam, kebutuhan sinar matahari cukup 50 persen atau pada pagi hari. Namun kalau terpapar sinar secara langsung, ia menyarankan menutupnya dengan paranet atau plastik berwarna hitam. Warna hitam dipilih untuk memaksimalkan penyerapan sinar ke tanaman.
Rockwool sendiri, kata Gunartha, bukan merupakan bahan kimia. Seperti namanya, media tanam itu terbuat dari bahan alam atau batu yang diproses menjadi semacam kapas. Tapi, bahan lain yang bisa untuk menggantikan adalah serabut kelapa.
“Yang penting, kita bisa mempertahankan sterilisasi media tanam. Rockwool sendiri jika basah mampu bertahan dua hari tanpa disiram,” jelasnya.
Untuk pemula, satu paket starter kit Hidroponik dengan sistem sumbu bisa didapat dengan harga cukup terjangkau yakni, Rp 86.000.
Cara bertanam hidroponik itu disampaikan pada Workshop yang diinisiasi oleh Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Balinusa Operation. Pelatihan itu melibatkan wartawan media lokal di Bali.
Corporate Affair Executive Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Balinusa Operation Made Pranata Wibawa Ade Putra mengatakan, saat ini diperlukan kiat-kiat alternatif yang tepat dan solutif dalam membangkitkan kembali kondisi perekonomian Bali.
Pengembangan kewirausahaan di tingkat pelajar dan mahasiswa jadi salah satu program CCAI di tahun 2021.
“Kita mensuport mahasiswa dengan Kewirausahaan, seperti mahasiswa dari fakultas Pertanian ini. Harapannya, dari sini mereka akan lebih berkembang lagi sampai pada terbukanya peluang bisnis,” kata Made Pranata Wibawa.
Fokus lain program CCAI yakni, pelaksanaan event-event komunitas seperti program pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon, clean-up activity, hingga edukasi dan sosialisasi melalui kegiatan webinar.
Saat ini CCAI juga berpartisipasi dalam mendukung kegiatan seperti penguatan UMKM dan ekonomi kreatif, juga mendorong penguatan kemandirian dunia usaha dalam penanggulangan kemiskinan di komunitas. (Way)