KORANJURI.COM – Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandhy menanggapi kelompok orang yang mengaku wartawan dan meminta uang di proyek Galian C Karangasem pada Sabtu (18/1/2025) lalu.
4 orang mengaku sebagai wartawan media Jurnal Polisi dan mencatut nama Humas Polda Bali untuk penggalian dana yang disebut untuk Hari Pers Nasional (HPN) 2025.
Oknum wartawan itu mengaku menawarkan topi dan kaus berlogo Jurnalis Polisi seharga Rp350 ribu.
Polisi menduga surat yang disampaikan kepada pengusaha Galian C juga disinyalir bodong. Keempat orang yang mengaku sebagai wartawan itu berinisial DA, LS, ZB dan YK.
“Kami sangat menyesalkan kejadian tersebut dan menegaskan apapun alasannya, Polda Bali dan jajaran tidak pernah meminta-minta dana kepada masyarakat atau siapapun,” kata Ariasandhy, Senin, 20 Januari 2025.
Ia mengimbau, masyarakat yang diminta permintaan dana atau sumbangan yang mengatasnamakan kepolisian agar tidak menanggapi.
“Karena kami Polda Bali dan jajaran tidak pernah meminta dana kepada masyarakat seperti itu. Kalau ada yang mengalami dan memaksa silahkan laporkan kepada kepolisian terdekat, kami pasti akan menindak tegas pelakunya,” kata Kabid Humas Polda Bali.
Sebelumnya, 4 orang yang mengaku wartawan mendatangi lokasi Galian C di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 14.00 WITA.
Media Jurnal Polisi, dikatakan Ariasandhy memuat pemberitaan tentang kegiatan TNI-Polri. Keempat orang tersebut diamankan Intel Korem dan dibawa ke Polsek Selat.
Polisi menilai tidak terjadi sinkronisasi dari maksud dan tujuan keempat oknum wartawan itu dan pengusaha Galian C.
Pihak Polsek Selat meminta kedua belah pihak dipertemukan dan dimediasi untuk meluruskan permasalahan agar ke depan tidak terjadi gejolak.
Hasil mediasi menyebutkan, ke depan, tidak diperkenankan kepada siapapun yang mendatangi lokasi Galian C dan meminta uang sekecil apapun.
Pihak wartawan ketika ada kegiatan di Galian C harus dan wajib melaporkan diri ke Polsek setempat agar tidak menimbulkan gejolak.
Sedangkan dari oknum yang mengaku wartawan mengakui kekeliruan dan menimbulkan kesalahpahaman. Mereka juga menghapus sejumlah foto dan video saat memantau aktifitas tambang Galian C di Desa Selat, Kabupaten Karangasem. (Way)