KORANJURI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster membuka peluang pengembangan ekonomi kreatif bekerja sama dengan Swiss. Melalui Dubes Swiss Kurt Kunz yang berkunjung ke Kantor Gubernur, Rabu (4/12/2019), Koster menyinggung kemungkinan pengembangan industri jam tangan di Bali.
Negara Swiss selama ini dikenal dengan teknologi jam tangan yang unggul, tahan lama dan level atas. Sedangkan, masyarakat Bali, menurut Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini, trampil dalam membuat desain.
“Orang Bali punya keterampilan tangan yang baik dan pandai membuat desain,” ujarnya. Kalau digabungkan, orang Bali bisa melengkapi pengalaman dan teknologi yang dimiliki Swiss dalam membuat jam tangan,” kata Koster, Rabu, 4 Desember 2019.
Kunz menyambut positif keinginan Gubernur Bali. Menurutnya, Bali memiliki desain yang unik yang sering menjadi inspirasi bagi desainer dunia.
“Budaya dan lingkungan sangat penting bagi masyarakat lokal. Ini modal yang harus dirawat oleh Bali,” kata Kunz.
Pertemuan itu juga membahas sejumlah isu terkait ekonomi, lingkungan, pariwisata dan pembangunan Bali kedepan.
Kunz mengatakan, sekitar 700 ribu wisatawan asal Swiss datang ke Indonesia setiap tahun. Mayoritas wisatawan Swiss melakukan kunjungan ke Bali.
“Sekitar 520 orang warga Swiss tinggal di Bali,” kata Kunz.
Mereka menjadi ekspatriat yang mengisi bidang-bidang seperti pendidikan, pariwisata, kuliner dan pegiat lingkungan. Kunz menekankan kenyamanan dan keamanan wisatawan Swiss di Bali menjadi perhatian negaranya. Termasuk pelayanan imigrasi, kebersihan dan lalu lintas.
Dalam konteks arah pembangunan Bali sesuai visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’, Gubernur mengatakan, penataan pariwisata Bali didasarkan pada kearifan lokal dan merawat lingkungan.
“Kami mengurangi zat kimia dan beralih ke sistem pertanian organik, sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Juga sedang kami desain dengan Pergub penerapan kebijakan Bali energi bersih,” kata Ketua DPD PDIP Provinsi Bali ini. (*/Way)