KORANJURI.COM – Penggunaan antimikroba yang tidak tepat merupakan ancaman besar kesehatan global, keamanan pangan, ketahanan pangan, produksi tanaman dan ternak dan pembangunan ekonomi global.
Sekitar 700.000 kematian setiap tahunnya berkaitan dengan antimicrobial resistance (AMR). Karena itu AMR juga sering disebut sebagai ‘pandemi tersembunyi’ yang mengancam kesehatan hewan dan manusia secara global.
AMR dapat membuat ekonomi global kehilangan hingga 6 triliun dolar AS per tahun pada tahun 2050, atau setara dengan hampir 4 persen produk domestik bruto (PDB) global. Hanya dalam sepuluh tahun, lebih dari 24 juta orang akan jatuh ke bawah garis kemiskinan akibat AMR. Terutama, mereka yang berada di negara berkembang.
“Dalam hal ini, sektor pertanian sendiri akan sulit untuk menahan ancaman sebesar ini,” kata
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Rabu, 24 November 2021.
Atase Kesehatan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Pamela Foster menambahkan, ketahanan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari kemitraan AS dengan Indonesia yang telah terjalin selama lebih dari 70 tahun.
“Komitmen Indonesia untuk menyebarluaskan kesadaran dan menghentikan resistensi antibiotik dengan pendekatan one health sangat penting untuk menyelamatkan jiwa dan mencapai ketahanan kesehatan di kawasan ini,” kata Pamela Foster di Nusa Dua.
Seperti diketahui, antimikroba merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi mikroorganisme patogen pada manusia, hewan, dan tumbuhan. (Way)