KORANJURI.COM – Suara kekekan burung love bird terdengar keras di bangunan tiga lantai, di depan pasar Mojosongo, Solo, Jawa Tengah. Breeding yang berada di lantai 3, di dalam swalayan Luwes ini bagaikan harta karun yang terpendam. Ada ratusan burung love bird digantang breeding milik pria yang biasa disapa Benny Luwes.
Pemuda bertangan dingin ini merupakan pelopor akte lahir burung love bird di Solo. Melalui tangan nya dan pemikiranya banyak para penghobi love bird yang sekedar tanya dan membeli love bird hasil breedingnya.
“Ceritanya, tahun 2012 saya ternak burung kenari dan blackstrot, saat itu dibobol maling, karena kecewa saya berhenti. Baru kemudian, awal 2013 saya mulai menyukai love bird dan mulai breeding dengan 5 pasang indukan love bird. Indukan saat itu, saya dapat dari berburu di kontes burung kekekan love bird, “ terang Benny, Kamis, 29 September 2016.
Guna memenuhi permintaan konsumen , Benny menambah indukan love bird menjadi 40 pasang, indukan love bird produksi. Panen anak love bird sudah mencapai 20 ekor di tiap bulannya. Penyebaran penjualan anak love bird miliknya sudah ke daerah seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Harga anakan berkisar antara Rp 1,5 juta sampai Rp 3,5 juta. Harga ini memang terkesan mahal. Namun bagi penggemarnya, harga itu dinilai sepadan.
Perawatan burung love bird sangat mudah. Untuk urusan makananya, cukup dikasih milet putih, jagung, kwaci dan sayuran seperti kangkung dan bayam. Bila di kalkulasi, perbulan pengeluaran untuk 10 pasang love bird Rp 100 ribu.
Bisnis burung love bird, saat ini memang menjanjikan. Minat para pembeli burung yang identik dengan suara ngekek ini bertambah lantaran mudah di rawat dan juga mudah di kembang biyakkan.
Agp