KORANJURI.COM – Tidak semua bule di Bali tinggal di hotel atau vila biarpun mereka semua adalah wisatawan. Bali juga menawarkan banyak alternatif akomodasi terutama penginapan.
Bukan saja hotel berbintang atau pun vila mewah yang privat. Tapi, penginapan kelas menengah hingga kos-kosan dengan fasilitas komplit pun juga banyak tersedia di Pulau Dewata.
Destinasi pulau di RI yang baru saja mempertahankan reputasi tingkat dunia versi majalah Amerika Travel+Leisure itu, cukup siap menyambut turis dari manapun. Masyarakatnya juga siap memberikan servis kepada para tamunya.
Maka tak heran, jika pelancong yang datang tidak sekedar menghabiskan liburan dalam hitungan hari saja. Tapi, banyak juga wisman yang memutuskan tinggal dalam jangka waktu panjang alias long stay.
Saya sempat berbincang-bincang dengan seorang tuan tanah, salah satu landlord di wilayah Denpasar Selatan. Dia biasa dipanggil Pak Bagus. Dia memberdayakan tanahnya yang luas. Membangun kos-kosan seukuran 5×10 meter berisi 4 kamar full furnished.
Tanah yang lain-lain, banyak juga yang disewakan ke orang asing. Bule itu membangun sendiri rumahnya. Pak Bagus tinggal terima uang sewa tanah. Nanti, ketika perjanjian sewa selesai tanpa perpanjangan lagi, bangunan yang sudah berdiri jadi hak pemilik tanah.
“Sewa tanah jangka waktunya panjang, minimal 10 tahun. Kalau kos-kosan bisa bulanan, bisa juga sekalian setahun. Harga kos sebulan di sini Rp 1,9 juta dulu sebelum pandemi. Tapi sekarang kos-kosan, saya jadikan vila Rp 56 juta per setengah tahun,” kata Pak Bagus.
Lantas, apa iya Bule tinggal di kos-kosan? Iya, dan cukup banyak. Karena itu pilihan yang masuk akal. Kalau mau sedikit berhitung, harga kos rata-rata senilai Rp 2,5 juta-Rp 3 juta per bulan.
Jika dikonversi, anggap Rp15.000/$1, jatuhnya hanya $166 sampai $200. Cukup murah, buat standar hidup bule di Indonesia. Tapi kalau mau yang lebih mahal? Ada cukup banyak.
Untuk mencari kebutuhan perut juga tidak susah di destinasi wisata yang kini disulap oleh pemerintah jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur.
Bahkan cukup lengkap menunya. Mau makanan kelas warungan sampai menu di cafe, tinggal jalan kaki, mudah sekali dijangkau. Apalagi memang sudah habit nya bule selalu memilih moda transportasi kaki. (Way)