KORANJURI.COM – Acara pengumuman sekaligus wisuda bagi siswa kelas IX SMPN 1 Purworejo yang dikemas dalam acara Purnawidya Siswa, Jum’at (04/06/2021), terlihat unik.
Seluruh peserta Purnawidya berjumlah 192 siswa angkatan tahun 2020/2021 ini, baik laki-laki maupun perempuan memakai pakaian adat Jawa.
Sebelum memasuki ruang wisuda di aula, para peserta dikirab, dengan diiringi gending-gending Jawa.
Prosesi Purnawidya sendiri, ditandai dengan pengalungan samir dan penyerahan dokumen kelulusan kepada peserta, yang dilakukan oleh Kepala SMPN 1 Purworejo, Sutarto, MPd.
“Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, peserta Purnawidya kita bagi menjadi tiga sesi, dimana tiap sesi berisi 64 siswa dari dua kelas. Sesi pertama jam 7.30 WIB hingga jam 09.00 WIB, sesi kedua jam 09.30 WIB hingga jam 11.00 WIB, dan sesi ketiga 13.30 WIB hingga jam 15.00 WIB,” jelas Sutarto, di sela-sela kegiatan.
Sutarto punya alasan, kenapa peserta Purnawidya memakai pakaian adat Jawa. Dia menginginkan anak-anak punya karakter. Salah satu karakter itu, dari bentuk budaya, terutama budaya Jawa, yang banyak unggah-ungguh.
“Sehingga kami menginginkan anak-anak mengetahui karakter Jawa, seperti hormat pada orangtua maupun guru. Kami tekankan untuk membawa karakter SMPN 1 Purworejo, di tingkat selanjutnya, termasuk diantaranya kami mengajak orangtua dalam kegiatan ini, supaya ada kebersamaan antara orangtua dengan anak,” kata Sutarto.
Kebersamaan itu, menurut Sutarto, juga digambarkan dengan adanya kirab, yang dilakukan secara bersama-sama. Kirab juga mengandung unsur kedisiplinan.
“Usai prosesi wisuda, orangtua menjemput di pintu keluar. Hal itu juga menggambarkan kebersamaan antara anak dan orangtua,” terang Sutarto.
Pada para peserta Purnawidya, Sutarto berpesan, setelah merasa lulus, mereka beralih. Meski begitu, mereka tetap keluarga besar SMPN 1 Purworejo tapi dari siswa, beralih ke alumni, sehingga mereka masuk menjadi keluarga besar alumni.
Di pundak mereka, kata Sutarto, ada nama SMPN 1 Purworejo. Diharapkan, mereka untuk selalu menjaga nama baik almamater. Karena saat ini sudah eranya globalisasi, pada alumni diharapkan untuk bisa memilah mana yang positif mana yang negatif, mana yang hoax dan mana yang nyata.
“SMPN 1 adalah rumah kita. Jika mereka pergi dan suatu saat rindu, SMPN 1 terbuka bagi mereka untuk kembali, menengok dengan membawa hal-hal positif untuk adik-adiknya maupun sekolah,” kata Sutarto.
Dalam acara tersebut juga ada pemberian penghargaan bagi siswa berprestasi. Ada kategori Peringkat 10 Besar Hasil Nilai Murni Ujian Sekolah, yang diraih
Salsa Adella Permatasari, 9C, nilai 1051, Fariza Rizki Andina, 9C, nilai 1033, Siti Nur Khasanah, 9C, nilai 1033, Rehan Dwi Juliandi, 9C, nilai 1028.
Lia Alviana, 9D, nilai 1020, Waritsa Tia Aziza, 9C, nilai 1016, Ivana Nabila Ariella, 9C, nilai 1015, Ryke Septhya Kartika, 9C, nilai 1014, Fauzia Tsania Rahma, 9C, nilai 1014, Maharani Mutiahapsari, 9C, nilai 1013. (Jon)