KORANJURI.COM – Business & Export Development Organization (BEDO) bekerja sama dengan Sampoerna untuk Indonesia, dan Dinas Perdagangan Kota Padang melaksanakan program pelatihan dan pendampingan bagi UKM terpilih di Kota Padang.
Program pelatihan ini berlangsung selama 6 bulan dan berfokus pada produk UKM yang siap ekspor.
Rangkaian program dimulai dengan melakukan audiensi ke Dinas Perdagangan Kota Padang. Kemudian, dilanjutkan kunjungan ke tempat produksi UKM terpilih yang dilakukan oleh tim dari Universitas Parahyangan Bandung. Ada 32 UKM terpilih yang ikut serta pada pelatihan ini.
Adapun tahapan dalam program meliputi, tahap I need assessment, dilaksanakan oleh Tim Universitas Parahyangan Bandung. Tahap II export workshop. Dari hasil assessment, UKM dibagi menjadi 2 kelas export ready dan business development.
Tahap III business matching. Dalam tahap ini, para peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk bertemu dan mendapatkan saran dari para buyer.
Tahap IV online course, setelah mengikuti pelatihan offline, para peserta tetap mendapatkan pelatihan secara online melalui WhatsApp Group (WAG).
Tahap V online coaching. Tahap ini peserta mendapat kesempatan untuk pelatihan online 2x bersama trainer (one by one).
Tahap VII bazzar for 100 SME’s & Meet SRC). Pada akhir program ini dilaksanakan kegiatan bazzar dan bertemu dengan Sampoerna Retail Community (SRC). Dengan harapan, kedepan produk UKM bisa masuk di toko-toko SRC.
Para pelaku UMKM di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tampaknya harus berjuang lebih keras lagi dalam merambah pasar luar negeri untuk memasarkan produknya. Selain karena kemampuan pelaku UMKM itu sendiri juga faktor peluang. Sebab Sumbar belum menjadi destinasi utama bagi buyer luar negeri, meskipun sering dikunjungi wisatawan asing.
“Mungkin ini yang membedakan Sumbar dengan beberapa daerah lain, dimana buyer bisa datang langsung membeli produk, sedangkan di Sumbar kondisinya belum seperti itu,” ujar Program Manager BEDO, Jeff Kristianto.
Pelaku UMKM di Sumbar memang butuh usaha lebih banyak dalam menjangkau pasar luar negeri. Sehingga perlu menggelar berbagai pameran hingga promosi, termasuk promosi lewat internet.
Apalagi kata Jeff, Presiden RI Joko Widodo, saat ini sedang menggenjot ekspor perijinan untuk dimudahkan. Bahkan, ditengah merebaknya virus Corona saat ini, sejumlah regulasi dianulir, hal itu bisa menjadi peluang bagi pelaku UMKM di Sumbar untuk menggencarkan ekspor produknya ke luar negeri.
Terkait hal itu, BEDO bersama CSR Sampoerna, Tbk, mengadakan pelatihan bagi pelaku UMKM di Sumbar selama 2 hari, agar mampu merambah pasar luar negeri. Terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas pengembangan usaha (business development) yang diikuti 18 UMKM agar usahanya lebih berkembang, dan kelas export ready yang diikuti 14 pelaku UMKM yang sudah memenuhi standar ekspor.
Peserta pelatihan berasal dari para pelaku UMKM di berbagai daerah di Sumbar, yang merupakan rekomendasi dari dinas terkait setempat. Juga dilakukan kunjungan langsung ke lapangan dan diikuti dengan assessment.
Pelatihan diadakan di 4 kota yakni, Padang, Palembang, Medan, dan Lampung. Bahkan, peserta pelatihan di Palembang sudah ada yang mampu mengekspor produknya yakni jenis songket yang bekerja sama dengan perusahaan pakaian muslim asal Bandung dengan pemasaran ke Timur Tengah dan Turki.
Ketua Harian Forum Komunikasi UMKM Sumbar Elyzawati Enda menambahkan, UMKM di Sumbar rata-rata menengah ke bawah, namun bisa naik kelas jadi eksportir.
“Sebab UMKM di Sumbar punya semangat juang tinggi. Melalui pelatihan ini, UMKM di Sumbar diantar untuk menjadi eksportir,” ujar Elyzawati.
BEDO yang berkantor pusat di Denpasar, Bali, merupakan yayasan nonprofit bagi UMKM yang berkomitmen untuk memberikan edukasi tentang tata kelola pengembangan yang komprehensif kepada sektor dunia usaha.
BEDO juga bermitra dengan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan serta telah memberikan pelatihan kepada ribuan UMKM di sejumlah daerah di Indonesia. (*)