KORANJURI.COM – Film Samsara karya Garin Nugroho untuk pertama kalinya di putar di Indonesia. Film bisu hitam putih itu diputar bertepatan dengan pelaksanaan Indonesia Bertutur (Intur) di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali.
Intur merupakan perayaan budaya terbesar di Indonesia yang digagas Direktorat Perfilman dan Media Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
BACA JUGA
Mengangkat Soal Subak, 900 Seniman Tampilkan 120 Karya Seni di Indonesia Bertutur
Garin Nugroho mengatakan, Samsara sebelumnya diputar perdana di Esplaned Concert Hall, Singapore pada 10 Mei 2024. Sedangkan Bali menjadi lokasi pertama di Indonesia penayangan perdana film yang berlatarbelakang kisah magic realism tersebut.
“Mistis hidup dalam bentuk seni, mistisme membawa dunia paling dasar manusia. Era mistis itu sampai sekarang pun masih eksis,” kata Garin Nugroho, Jumat, 16 Agustus 2024.
Menurut Garin, tahun 1930 yang melatarbelakangi cerita film Samsara merupakan pertemuan antara yang kasat mata dan tak kasat mata. Di sisi lain, era tahun 1930 an menjadi titik tolak pariwisata di Pulau Dewata.
Menurut sineas tanah air itu, Samsara menjadi semacam tempat bertemunya berbagai aspek industri dengan ilmu pengetahuan, mistik, fesyen yang menyatu dalam berbagai bentuk percampuran seni.
Maka dari itu, Garin Nugroho ikut mempertemukan dua komposer Wayan Sudirana dan Kasimyn, untuk menggarap musik pengiring film Samsara. Wayan Sudirana yang terkenal dengan karya musik Bali kuno memadukan ritme pentatonik dengan musik elektronik Gabber Modus Operandi.
“Tahun 1930 menjadi era yang sangat luar biasa, era turisme pertama di Bali dengan perpaduan kebudayaan yang masih sangat mencolok,” kata sineas tanah air itu.
Film yang produksinya dibiayai oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek ini, melibatkan deretan pelaku seni terbaik tanah air.
Aktor Ario Bayu pemeran Darta dalam film Samsara mengungkapkan, sinema karya Garin Nugroho itu punya daya tarik kuat yang menjadi alasan dirinya terlibat dalam proyek sinematografi tersebut.
“Tantangannya di film ini tidak ada dialognya. Di sini, saya harus berekspresi lewat gerak tubuh, karena film ini tidak ada dialognya,” kata Ario Bayu.
“Jadi gerak tubuh sepenuhnya menjadi medium untuk mengekspresikan pesan yang ingin disampaikan mas Garin melalui film Samsara,” tambah pemeran serial web Indonesia ‘Gadis Kretek’. (Way)