Bali Gelontorkan Bantuan Stimulus Usaha untuk Koperasi

oleh
Gubernur Bali Wayan Koster secara simbolis memberikan bantuan stimulus kepada koperasi yang ada di Bali. Bantuan diberikan sebagai bagian dari paket kebijakan Percepatan Penanganan Covid- 19 di Provinsi Bali - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster menyerahkan pemberian bantuan stimulus usaha untuk Koperasi. Bantuan itu diberikan sebagai bagian dari paket kebijakan Percepatan Penanganan Covid- 19 di Provinsi Bali.

Pemberian bantuan stimulus usaha kepada koperasi itu bertujuan untuk menunjang kelangsungan usahanya akibat wabah pendemi covid-19.

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, peran pemerintah dibutuhkan untuk mendukung keberlangsungan koperasi di Bali di tengah perlambatan ekonomi seperti saat ini.

“Secara khusus untuk koperasi saya minta agar diberikan bantuan stimulus terlebih dahulu, karena program dari Pemerintah Pusat belum ada yang menyentuh koperasi secara menyeluruh,” kata Gubernur di gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Pemprov Bali, Selasa, 2 Juni 2020.

Saat ini, ada lebih dari 4 ribu koperasi di Bali. Dari jumlah itu, tidak semua koperasi aktif dan eksis dengan usahanya. Dari data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, bantuan tahap pertama diberikan untuk 758 koperasi.

Bantuan diberikan kepada koperasi binaan pemerintah sebanyak 93 koperasi dan 665 koperasi binaan Kabupaten/Kota. Selebihnya, kata Gubenur menunggu proses kelengkapan administrasi.

Bantuan stimulus usaha yang diberikan untuk koperasi binaan provinsi sebesar Rp 30 juta dan koperasi binaan kabupaten/kota Rp 10 juta. Seluruh koperasi yang telah diverifikasi dan terdaftar, menurut Gubernur, akan menerima bantuan stimulus usaha itu.

“Kalau yang tidak aktif ya jangan. Kalau semuanya memenuhi syarat, itu ada sekitar empat ribu koperasi,” jelas Koster.

“Saya minta kepada saudara manfaatkan bantuan stimulus ini secara cermat sehingga benar-benar memberikan manfaat yang optimal kepada koperasi,” tambahnya.

Canangkan Ekspor Produk Lokal

Pemprov Bali juga tengah mencanangkan ekspor produk-produk lokal Bali. Koster mengatakan, saat ini ekspor Bali agak terganggu karena terbatasnya armada penerbangan.

Dari sisi permintaan, produk pertanian Bali seperti manggis, salak dan buah naga cukup diminati pasar Tiongkok. Hal yang sama juga berlaku untuk produk kerajinan perhiasan emas, perak maupun cenderamata lainnya.

“Manggis Tiongkok paling suka. Di Indonesia ada juga Jawa Barat penghasil Manggis, tapi yang disenangi Manggis Bali. Kita produksi rata-rata 4000-5000 ton,” jelas Koster.

Pemprov Bali saat ini tengah melakukan pemetaan pasar ekspor yang berpotensi menjadi market produk Bali. Saat ini, sudah dimulai di tingkat lokal dengan mewajibkan para pelaku usaha sektor pariwisata untuk memanfaatkan produk-produk lokal petani dan pengrajin.

“Kita sudah harus mulai lakukan satu upaya untuk tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pariwista, harus bergantung pada sektor lain di luar pariwisata,” tambah Gubernur. (Way/*)

KORANJURI.com di Google News