Bali Bangun Kereta Bawah Tanah, Ground Breaking Mulai 1 September

oleh
Pj. Gubernur Bali SM. Made Mahendra Jaya memimpin Rakor Kick Off proyek subway light rail transit (subway/LRT) yang akan dimulai pada 1 September 2024 mendatang - foto: Ist.

KORANJURI.COM – Kick off proyek Bali Subway tahap pertama akan dilaksanakan pada 1 September 2024. Dalam rapat koordinasi di Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar, sejumlah agenda dipersiapkan.

Termasuk, penandatanganan master agreement di bulan Agustus dan upacara Ngeruak pada September di Kuta, Badung.

“Proyek ini untuk mendukung pembangunan ekonomi pariwisata Bali dan menjadi solusi mengatasi kemacetan,” kata Mahendra Jaya, Selasa, 6 Agustus 2024.

Pembangunan koridor transportasi massal berbasis kereta atau subway light rail transit (subway/LRT) menjadi percontohan di Indonesia. Terutama, pada model pembiayaan tanpa APBD maupun APBN.

Ground breaking proyek yang dikerjakan oleh PT. Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) itu dimulai awal September 2024 di Kuta Parking Center. Di wilayah itu, sekaligus juga akan jadi site office.

“Pengembangan koridor transportasi massal berbasis kereta di Bali adalah kerja besar yang membutuhkan dukungan dan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan,” kata Mahendra Jaya.

Pembangunan subway Bali akan dilaksanakan dalam 4 tahap pengerjaan. Tahap I, Airport – Kuta – Sentral Parkir – Seminyak – Berawa – Cemagi.

Tahap II, Airport – Jimbaran – Unud – Nusa Dua. Tahap III, Kuta – Sentral – Parkir – Sesetan – Renon – Sanur. Tahap IV, Renon – Sukawati – Ubud.

Untuk pembangunan fase Airport – Kuta dan Airport – Jimbaran – Unud – Nusa Dua, ditargetkan rampung awal tahun 2028. Sedangkan keseluruhan fase I dan II selesai pada tahun 2031.

Total nilai investasi dari 2 fase pertama senilai USD10,8 miliar. Sedangkan, biaya untuk total 4 fase pengerjaan mencapai USD20 miliar.

Pembangunan koridor pada setiap fase meliputi, infrastruktur transportasi berupa terowongan dan rel kereta bawah tanah.

Infrastruktur lainnya yakni, utilitas pendukung telekomunikasi, tenaga listrik, air minum, sampah dan limbah serta pembangunan transit oriented development (TOD).

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan, pihaknya akan menyampaikan informasi kepada wisatawan agar menghindari area proyek untuk sementara waktu.

“Hanya menginformasikan, Ini untuk kenyamanan saja. Karena pembangunannya sendiri kan di bawah, nanti akan kami komunikasikan lagi dengan perhubungan,” kata Tjok Bagus di DPRD Bali. (Way)

KORANJURI.com di Google News