KORANJURI.COM – Dampak kemarau panjang menyebabkan 113 Banjar di Bali mengalami krisis air bersih. BMKG memperkirakan musim kemarau di wilayah Bali masih akan berlangsung hingga awal tahun 2024.
“BPBD berkolaborasi dengan berbagai elemen telah mendistribusikan 234.900 liter air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih di banjar-banjar itu,” kata Pj. Gubernur Bali SM. Mahendra Jaya, Kamis, 19 Oktober 2023.
Dikatakan Mahendra Jaya, dalam periode Juli hingga Oktober 2023, Bali menerima 9 kali peringatan dini akibat cuaca panas ekstrim. Warning itu terkait kondisi sejumlah wilayah di Bali yang lebih dari 3 bulan tidak turun hujan.
Selain krisis air bersih, kekeringan juga berdampak pada kebakaran hutan dan lahan. Dampak cuaca panas ekstrim yang telah ditangani yaitu kebakaran di kawasan Hutan Bukit Watu Kursi Desa Pemuteran dan Desa Penyabangan Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Selain itu, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Kecamatan Kubu dan Abang, Karangasem serta Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Batur dan Bukit Payang, Kintamani, Bangli.
BNPB mendorong Pemerintah Provinsi Bali dan BPBD Kabupaten/Kota untuk memaksimalkan bantuan yang disediakan oleh pusat. Diantaranya, dana siap pakai (DSP) serta anggaran hibah rehabilitasi dan rekonstruksi. (Way)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS