Anak-anak Desa Penglipuran Menggelar Tradisi Tolak Bala di Hutan Bambu

oleh
Anak-anak di Desa Penglipuran menampilkan tradisi Ngelawang di Hutan Bambu dalam menyambut libur Nataru 2024 - foto: Ist.

KORANJURI.COM – Tradisi Ngelawang yang dibawakan oleh anak-anak di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, menjadi atraksi unik yang disajikan untuk para wisatawan.

Meski Ngelawang menjadi tradisi yang umum dilakukan di Bali saat ada perayaan hari besar, namun bagi pelancong di Desa Penglipuran, pertunjukan itu memberikan pengalaman unik dan berkesan.

Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarsa mengatakan, hiburan untuk wisatawan itu sekaligus memberikan kesempatan untuk anak-anak muda dalam menyalurkan kreatifitas.

“Wisatawan mendapat pengalaman berbeda selama liburan di Desa Penglipuran,” kata Sumiarsa, Sabtu, 28 Desember 2024.

Ngelawang merupakan ritual tolak bala yang dilakukan dengan mengarak Barong Macan mengelilingi desa. Ritual itu diiringi gamelan.

Tradisi ini biasanya digelar saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Tujuannya, untuk mengusir roh jahat dan melindungi masyarakat dari wabah penyakit.

“Tapi kali ini, Ngelawang dipentaskan dalam suasana hutan bambu Penglipuran, memberikan nuansa magis dan autentik bagi para pengunjung,” kata Wayan Sumiarsa.

Menurutnya, pementasan tradisi Ngelawang di hutan bambu juga menawarkan kekayaan tradisi dan budaya yang masih hidup di tengah masyarakat.

“Wisatawan bukan saja menikmati keindahan arsitektur tradisional di Desa Penglipuran, tapi juga memperkaya pengalaman dengan pementasan Ngelawang,” jelas Wayan Sumiarsa. (Way)

KORANJURI.com di Google News