Ambil Foto Soal UNBK di Layar Monitor, 10 Siswa di Bali Dapat Nilai Nol

oleh
Kadis Pendidikan Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Pada Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini, ada 10 siswa di Bali yang mendapatkan nilai nol. Pasalnya, mereka melakukan pelanggaran dengan mengambil gambar soal kemudian disebarkan melalui aplikasi ponsel maupun disebar di Medsos.

Kadis Pendidikan Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa membenarkan kejadian itu. Menurutnya, keputusan nilai nol itu dilakukan oleh Kementerian Pendidikan yang mendapati pelanggaran tersebut.

“Ada 10 siswa dari SMA/SMK peserta UNBK harus mendapatkan nilai nol untuk satu mapel yang saat itu dilanggar,” jelas Boy, Rabu, 8 Mei 2019.

Jumlah 10 siswa itu, tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Bali, kecuali Kabupaten Klungkung. Dan nilai nol terbanyak dari siswa di Kota Denpasar.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa mengatakan, pelanggaran itu terpantau langsung oleh panitia pusat UNBK melalui sistem yang ada.

“Siswa membawa HP ke dalam ruangan ujian dan mengambil gambar soal-soal yang di-UN-kan,” jelasnya.

Boy mengatakan, pihaknya telah mengklarifikasi kepada siswa yang bersangkutan melalui sekolah. Siswa ditunjukkan data dirinya, dan mereka mengakui melakukan pengambilan gambar soal UNBK di layar monitor melalui ponsel yang dibawanya.

“Kami sudah klarifikasi terkait gambar-gambar yang disodorkan pusat kepada siswa bersangkutan. Mereka pun kaget namun membenarkan telah mengambil gambar. Mereka meminta maaf atas kejadian itu,” ujarnya demikian.

Kadisdik menyayangkan, pengawas masih belum menerapkan standar Operasional prosedur sesuai POS UN. Seharusnya, siswa tak diperbolehkan membawa perangkat ponsel di ruangan UNBK.

“Kami sudah wanti-wanti di setiap sosialisasi untuk melaksanakan UBNK sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) UN. Tetapi itu juga dilanggar. Jangan gagah-gagahan,” jelasnya.

Boy Jayawibawa juga mengaku sudah berulang kali mengingatkan agar jangan ‘main-main’ dalam pelaksanaan UN ini, karena dipantau pusat.

“Kejadian ini menjadi pelajaran kita semua. Seharusnya, kalau sudah tidak menjadi penentu kelulusan, kejadian ini tidak perlu terjadi,” jelasnya.

Para siswa yang mendapatkan nilai nol itu masih bisa melakukan ujian perbaikan yang akan dilakukan pertengahan Juni ini.

“Jadi yang mendapatkan nilai nol mengikuti ujian perbaikan pada bulan Juni, sedangkan yang nilainya rendah, mengikuti ujian susulan pada pertengahan Juni juga,” terangnya demikian. (Way)

KORANJURI.com di Google News