KORANJURI.COM – 19 karya seni rupa karya perupa Djaja Tjandra Kirana dipamerkan di Santrian Gallery Sanur pada 28 Juni hingga 9 Agustus 2019. Tema pameran yang diusung yakni ‘Culture in Colours’.
Karya lukisan itu mengeksplorasi peristiwa budaya lintas generasi. Banyak kisah-kisah Bali di masa lampau yang ia rekam di kanvas sebagai karya seni. Selain melukis, Djaja Tjandra Kirana juga seorang fotografer.
“Bagi saya lebih penting mengemban ketulusan hati dan meneguhkan sikap dan semangat untuk terus berkarya,” jelas Djaja Tjandra Kirana saat menggelar keterangan pers di Gallery Santrian, Rabu, 26 Juni 2019.
Perupa kelahiran Denpasar itu, kini berusia 75 tahun. Namun di usia senja, ia mengaku justru lebih bersemangat menciptakan karya seni.
Menurut Tjandra, melalui karya, seseorang bisa digugat, Disanjung dan dipuji sebagai sebuah pencapaian. Meski demikian, ia tak terlalu hirau dengan sesuatu yang terjadi setelah karyanya selesai.
Menurutnya, dalam melukis dirinya selalu berjalan dengan perkembangan jaman.
“Saya keturunan Tionghoa, disitu saya banyak melihat budaya Tionghoa di karya saya dan saya padukan dua budaya itu kemudian terjadilah karya yang beda dengan lain,” kata Tjandra.
Budayawan Dr. Jean Couteau menanggapi karya Tjandra sebagai kejelian menangkap bauran budaya dari tanah leluhurnya, Cina dan Bali. Dalam satu lukisannya, Tjandra menggambarkan perjumpaan Barong Bali dengan Barongsai Cina dengan mural latarbelakang yang menampilkan penari wanita Bali bergaya Kamasan.
Pemilik Santrian Gallery Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan, Tjandra mengejawantahkan melalui perilaku dan karya pada media fotografi dan seni lukis. Aktifitas seni, adat dan tradisi dan keseharian masyarakat Bali sangat kental dalam karyanya yang hampir tak luput dari persinggungan akulturasi budaya.
Tossin Himawan pecinta seni yang juga sahabat Tjandra Kirana mengatakan, mulitalenta yang dimiliki Tjandra membawanya kepada sejumlah prestasi dan menjadi juri di ajang bergengsi seperti Salon Foto Indonesia.
Pengakuan dunia internasional ia miliki seperti ARPS di Inggris (1984), Thailand serta PSA dari Amerika Serikat. Sedangkan di tingkat nasional penghargaan PAF Bandung juga diraihnya. (Way)