KORANJURI.COM – Kasus persebaran covid-19 di Bali dari mapping yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bali mulai bergeser kepada transmisi lokal. Data terbaru menunjukkan angka transmisi lokal mencapai 119 kasus.
Meski jumlah infeksi terbesar masih didominasi imported case. Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bali Dewa Made Indra meminta semua pihak tidak lengah.
“Karena peperangan melawan Covid-19 ini masih panjang dan belum diketahui sampai kapan akan berakhir,” jelas Dewa Indra, Senin, 11 Mei 2020.
Sebelumnya, upaya Bali membendung persebaran covid-19 di Bali dilakukan di titik debarkasi kepulangan pekerja migran kapal pesiar maupun non pekerja migran, terutama di Bandara dan Pelabuhan.
Namun, dalam perjalanannya, pencegahan penanganan covid-19 di Pulau Dewata saat ini mengalami pergeseran. Gugus Tugas bersama Satgas Gotong Royong mulai berpindah melawan penyebaran virus corona yang terjadi di tengah masyarakat melalui transmisi lokal.
Menurut Sekda Provinsi Bali ini, angka transmisi lokal dapat diminimalisir dengan edukasi dan kedisiplinan masyarakat. Protokol kesehatan perlu diterapkan oleh semua masyarakat tanpa kecuali.
Kedisiplinan itu, disebutkan dengan tetap mengenakan masker mencuci tangan, menjaga jarak, meningkatkan imun tubuh dan menjauhi kerumunan
“Selain itu pemerintah merujuk isolasi pada komunitas. Terutama, pada jumlah transmisi lokal yang cukup tinggi serta membatasi aktifitas masyarakat,” kata Dewa Indra.
Sementara, akumulasi pasien positif di Bali sebanyak 314 orang pada Senin, 11 Mei 2020. Terjadi penambahan 3 orang WNI terdiri dari 2 orang pekerja migran Indonesia dan 1 kasus transmisi lokal.
Jumlah kesembuhan sebanyak 210 orang atau bertambah 6 orang WNI, terdiri dari 4 orang PMI dan 2 orang Non PMI. Pasien positif covid-19 yang meninggal 4 orang.
Pasien positif dalam perawatan atau kasus aktif sebanyak 100 orang yang dirawat di 10 rumah sakit dan tempat karantina, di gedung Bapelkesmas dan BPK Pering. (Way)