KORANJURI.COM – Direktur Jenderal Pemasyarakatan memindahkan 890 bandar narkoba ke Lapas Nusakambangan. Ratusan narapidana itu berasal dari berbagai lapas di sejumlah daerah seperti seperti Jakarta, Palembang, maupun Sumatera Utara.
“Di Nusakambangan, para bandar narkoba itu masuk ke dalam sel pengamanan super maksimum. Mereka berada di satu sel seorang diri,” kata Dirjen Pemasyarakatan Reynhard Silitonga, Selasa, 12 September 2023.
Jenderal polisi bintang dua itu mengakui masih adanya narapidana yang bermain narkoba. Namun dia memastikan akan menindak peredaran narkoba di Lapas.
“Di Lapas, kami selalu bekerja sama dengan Polri untuk pengawasan sekaligus pembinaan,” ujarnya.
Sementara, dalam kerjasama lintas lembaga dan lembaga negara luar negeri, Bareskrim Polri menyita 10,2 ton sabu dan 116.346 ekstasi milik jaringan Fredy Pratama.
Hasil dari peredaran narkoba itu mencapai Rp 10,5 triliun yang disita negara dengan sangkaan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPPU). Fredy Pratama sendiri hingga kini masih buron dan belum diketahui keberadaannya.
Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada mengungkapkan, jaringan Fredy Pratama ini terbilang rapi dan terstruktur.
“Dari hasil evaluasi oleh tim Bareskrim Polri, ada kesamaan modus operandi yang digunakan oleh para sindikat tersebut, yaitu penggunaan alat komunikasi blackberry messenger dan aplikasi lain untuk berkomunikasi,” ujar Wahyu.
Dalam penelusuran oleh tim Bareskrim, peredaran narkotika yang ada di Indonesia, bermuara pada satu orang yakni, Fredi Pratama.
“Yang bersangkutan ini mengedarkan narkoba di Indonesia dari Thailand dengan daerah operasi Indonesia dan Malaysia Timur,” jelasnya.
Dalam hal ini, Bareskrim Polri memberikan penghargaan kepada seluruh pihak dalam pengungkapan jaringan narkoba ini. Salah satu penghargaan diberikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham Reynhard Silitonga. (Bob)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS