KORANJURI.COM – Event Small and Medium Enterprises and Cooperatives (SMESCO) menjadi ajang untuk memasarkan, dan meningkatkan daya saing produk unggulan.
Di SMESCO 2019 yang berlangsung di Gedung SMESCO, Jakarta, Bali kembali menjadi peserta. Pengrajin I Ketut Widiadnyana yang juga ketua Kelompok Tenun Putri Mas, Jembrana mengaku sangat terbantu dengan event internasional yang mengangkat produk UKM itu.
Widiadnyana memproduksi kain songket yang memiliki keunggulan dibandingkan kain songket lainnya.
“Tanpa sambungan dan setiap produknya tercatat resmi di hak kekayaan intelektual yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan HAM,” ujar Widiadnyana di Jakarta.
Sebanyak 38 UKM Bali ikut dalam pameran Bali Smesco Festival. Peserta pameran terdiri atas UKM produk kerajinan seperti Tenun, perak, kerang, lukisan maupun minuman.
Pada kesempatan itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, jika pengembangan UKM wajib mendapat perhatian baik dari Pemerintah maupun dukungan dari berbagai pihak.
Karena itu, Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan regulasi dalam bentuk Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri lokal yang mengatur penggunaan produk lokal untuk hotel, restoran dan katering dengan syarat produk lokal tersebut memenuhi standar kualitas yang ditentukan.
“Dengan promosi di tingkat nasional dan internasional, pelaku UKM harus mampu menjaga dan terus meningkatkan kualitas produknya,” jelas Koster.
Event ini dibuka oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga didampingi Gubernur Bali Wayan Koster. Kegiatan berlangsung selama 2 hari pada 20-21 April 2019. (*)