KORANJURI.COM – Sebanyak 32 peserta mengikuti pelatihan ketrampilan berbasis kompetensi, yang diselenggarakan oleh UPT-BLK Dinperinaker Kabupaten Purworejo. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Pracoyo, S.Sos, Sekertaris Dinas Dinperinaker Kabupaten Purworejo, Kamis (15/2).
Dalam sambutannya, Pracoyo menjelaskan, hingga pertengahan Pebruari 2018, pencari kerja di Purworejo yang terdaftar Dinperinaker mencapai 880 orang.
Meski banyak sekali lowongan dibuka, baik itu untuk penempatan di luar negeri, luar Jawa, regional Jateng, maupun lokal, namun masih minim peminat.
“Salah satu penyebabnya, karena kompetensi para pencari kerja masih kurang,” ujar Pracoyo.
Karena itulah, kata Pracoyo, pemerintah menyelenggarakan pelatihan ketrampilan berbasis kompetensi ini. Harapannya, setelah menjalani pelatihan dan memperoleh sertifikat, para peserta akan memperoleh keahlian, yang nantinya bisa digunakan sebagai syarat dalam mencari pekerjaan.
“Akan lebih baik jika sudah memiliki kemampuan lebih lewat pelatihan ini, mereka bisa berwiraswasta ,” harap Pacoyo.
Sementara itu, dalam laporannya, Sudarman, S.Sos, selaku ketua panitia penyelenggara, yang juga Kepala UPT BLK Kabupaten Purworejo menjelaskan, bahwa pelatihan ketrampilan berbasis kompetensi tersebut, sumber dananya berasal dari dana APBD 2018.
Pelaksanaan pelatihan sendiri, jelas Sudarman, dimulai tanggal 15 Februari 2018 – 10 Maret 2018, atau 120 jam pelatihan. Ada dua paket pelatihan, yakni, kejuruan mesin produksi dan teknik elektro.
Tujuan dari pelatihan itu sendiri, ujar Sudarman, untuk peningkatan produktivitas dan kwalitas tenaga kerja di Purworejo, menambah pengetahuan dan ketrampilan peserta, sehingga mampu bersaing di pasar kerja, maupun berwirausaha mandiri, serta untuk mengurangi pengangguran.
“Selain pelatihan ketrampilan berbasis kompetensi ini, dari dana APBD 2018, kita juga melaksanakan 32 pelatihan berbasis masyarakat di desa-desa,” kata Sudarman.
Pelatihan berbasis masyarakat ini, terang Sudarman, dimulai 15 Februari 2018, dan akan berakhir 25 Oktober 2018. Pelaksanaan pelatihan, selama 120 jam pelatihan, atau 20 hari, dengan jadwal yang sudah diatur secara bergantian.
Paket atau kejuruan pelatihan, meliputi, las, menjahit, administrasi perkantoran, otomotif, procesing, bangunan, bordir, TIK, dan teknisi hp. Tiap paket berisi 16 peserta.
Ke 32 desa yang melaksanakan pelatihan ini, jelas Sudarman, Candisari (Banyuurip), Guntur (Bener), Fatayat (Purworejo), Brunorejo (Bruno), Mudalrejo (Loano), Kaliboto (Bener), Cepedak (Bruno), Brunosari (Bruno), Boro Kulon (Banyuurip), Kaliwader ( Bener).
Tursino (Kutoarjo), Kemadu Lor ( Kutoarjo), Grantung (Bayan), Jono (Bayan), Krandegan (Bayan), Winong Kidul, Kaliurip (Bener), Jogoresan (Purwodadi), Awu-awu (Ngombol), Sendangsari (Bruno), Ngasinan (Bener), Mudalrejo (Loano).
Perkumpulan Disabilitas Purworejo, Loano, Fatayat (Loano), Jamaah Mujahadah Alifalah, Puspo (Bruno), Wirun (Kutoarjo), Winong Lor (Gebang), Kelurahan Purworejo, Kemiri Kidul (Kemiri), dan Winong Kidul (Gebang).
“Pelatihan berbasis masyarakat ini, berdasarkan proposal yang diajukan pihak desa, meliputi peserta dan materi (kejuruan) pelatihan,” pungkas Sudarman. (Jon)