KORANJURI.COM – Sebanyak 147 siswa kelas XII SMK Kesehatan Purworejo, mengikuti uji kompetensi yang diselenggarakan oleh LSP Asnakes Indonesia dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
Pelaksanaan uji kompetensi ini, dibuka secara resmi oleh Kepala SMK Kesehatan Purworejo, Nuryadin, S.Sos, M.Pd, Senin (14/02/2022), dengan menghadirkan Asesor dari Magelang dan Salatiga untuk jurusan Keperawatan dan Farmasi.
Dijelaskan oleh Nina Hadnisari, S.ST, selaku Kajur Keperawatan, bahwa uji kompetensi ini diikuti 99 siswa dari jurusan keperawatan dan 48 siswa dari jurusan farmasi.
“Pada hari pertama dilakukan uji tulis secara serentak, dilanjutkan dengan ujian praktek. Untuk jurusan Keperawatan ada 18 unit kompetensi dan Farmasi 18 kompetensi,” jelas Nina Hadnisari.
Dijelaskan pula, untuk jurusan keperawatan, uji kompetensi dilaksanakan selama lima hari, dan jurusan farmasi tiga hari.
Uji kompetensi inj, kata Nina Hadnisari, dilakukan untuk mendapatkan sertifikat kompetensi dari BNSP dan sebagai salah satu syarat kelulusan selain dari ujian sekolah dan lainnya.
“Sertifikat BNSP ini bisa untuk mencari kerja di dalam maupun luar negeri,” ujar Nina Hadnisari.
Nuryadin, selaku Kepala SMK Kesehatan Purworejo berharap, semoga uji kompetensi baik farmasi maupun keperawatan untuk tahun pelajaran 2021/2022 kali ini bisa berjalan lancar dan lulus seratus persen seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Komitmen kita sejak awal berdiri, dalam melakukan uji kompetensi selalu menggunakan LSP Asnakes Indonesia dari BNSP, bukan DUDI atau guru produktif,” ungkap Nuryadin.
Itu dilakukan, menurut Nuryadin, untuk tetap menjaga komitmen akan kwalitas lulusan SMK Kesehatan Purworejo, baik itu jurusan keperawatan maupun farmasi. Kompetensi mereka bisa diterima tidak hanya didalam negeri tapi juga luar negeri.
Setelah mereka mendapatkan sertifikasi ini oleh sekolah akan disalurkan. Mereka bisa bekerja di Malaysia, Singapura ataupun ke Korea. Dan sebentar lagi SMK Kesehatan Purworejo akan MoU dengan tiga negara, Amerika, Jerman, dan Finlandia.
“Kebutuhan akan tenaga asisten K
keperawatan masih besar. Dengan uji kompetensi berstandar internasional ini, keahlian mereka diakui, khususnya di negara-negara Asean,” pungkas Nuryadin. (Jon)