13 RS Pendidikan Disiapkan untuk Merawat Pasien Covid-19

oleh
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim - foto: screenshot

KORANJURI.COM – Kemendikbud menyerahkan bantuan alat pelindung diri (APD) kepada Rumah Sakit Pendidikan dan Relawan Mahasiswa Kesehatan yang bertugas dalam penanganan coronavirus disease (COVID-19).

Bantuan yang diserahkan berupa 2.000 baju APD, 2.000 face shield dan 466 sepatu bot. Kemendikbud merealokasi anggaran Rp 405 miliar untuk mengaktifkan 13 Rumah Sakit Pendidikan untuk merawat pasien covid-19 dan 13 Fakultas Kedokteran untuk menjadi pusat tes.

Gerakan tersebut sejalan dengan semangat kebijakan Kampus Merdeka.

“Kesempatan menjadi relawan kemanusiaan juga merupakan hal yang sangat bermanfaat dan penting untuk belajar dan mengasah keterampilan sebagai tenaga medis profesional,” kata Mendikbud Nadiem Makarim, Senin, 6 April 2020.

15 ribu relawan mahasiwa terlibat dalam penanganan covid-19. Mobilisasi relawan diinisiasi oleh Kemendikbud yang direkrut dari Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) dan 7 asosiasi mahasiswa kesehatan.

Selain itu, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) digunakan sebagai fasilitas karantina.

Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Syaiful Huda mengapresiasi langkah strategis Kemendikbud dalam penanganan COVID-19.

“Tiga belas Fakultas sudah siap, Rumah Sakit Pendidikan kita juga sudah siap untuk uji COVID-19. Lima belas ribu relawan sudah dilakukan pelatihan oleh WHO, oleh Kemenkes, dan oleh dokter-dokter spesialis. Ini langkah yang cukup luar biasa,” ujar Syaiful Huda.

Aksi solidaritas yang akan dilakukan oleh lima belas ribu relawan mahasiswa, menurut Syaiful Huda, merupakan kontribusi terbaik yang bisa diberikan kepada bangsa dan negara.

Sementara, Plt. Dirjen Dikti mengatakan 15 ribu relawan mahasiswa segera ditugaskan di Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan organisasi-organisasi kemanusiaan yang membutuhkan.

Sebagian besar didistribusikan ke Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) di 34 provinsi untuk program-program promotive dan prefentif di setiap daerah.

“Dalam bekerja, para relawan berada di bawah bimbingan dan pengawasan dosen dan dikoordinasikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran setempat bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi,” ujar Nizam. (*)

KORANJURI.com di Google News